> >

Rusia Tutup Pintu Perundingan usai Pasukan Ukraina Serang Kursk, Pertanda Perang Habis-habisan?

Kompas dunia | 20 Agustus 2024, 01:05 WIB
Sebuah plat dengan tanda Kursk 108 km terlihat di perbatasan Rusia-Ukraina di wilayah Sumy, Ukraina, Selasa, 13 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka)

MOSKOW, KOMPAS.TV – Rusia menyatakan perundingan dengan Ukraina tidak akan dilakukan setelah insiden invasi Ukraina ke wilayah Kursk, Senin (19/8/2024).

"Ada 'petualangan' (invasi Ukraina ke wilayah Kursk) ini, kami tidak akan berbicara dengan mereka," ujar Yury Ushakov, penasihat Presiden Rusia dalam wawancara dengan saluran TV Rusia Life.

Ia menambahkan, "Saya tidak tahu berapa lama jeda ini akan berlangsung sebelum kami memutuskan siap untuk memulai perundingan damai. Semua tergantung pada situasi di medan perang, terutama di Kursk."

Pada 16 Juni, Presiden Vladimir Putin mengajukan proposal perdamaian Rusia untuk mengakhiri 'operasi militer khusus' di Ukraina dan memulai perundingan damai.

Putin menyatakan Rusia akan segera menghentikan operasi militer khusus jika Ukraina menghentikan niatnya bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, yang memiliki populasi berbahasa Rusia.

Baca Juga: Ukraina Makin Gencar Serang Rusia, Hancurkan Jembatan Strategis Kedua dalam Sepekan

Sebuah tank Rusia mengambil posisi di Kursk, wilayah Rusia yang diserang pasukan Ukraina, Minggu (11/8/2024). (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tujuan invasi ke Kursk adalah untuk menciptakan zona penyangga, yaitu area yang akan memisahkan Ukraina dari Rusia dan menunda tindakan militer Moskow.

Dalam wawancara yang dirilis akhir pekan lalu di akun Telegram resminya, Zelenskyy juga menyatakan, "Saya baru saja menerima laporan dari Panglima Angkatan Bersenjata (Oleksandr) Syrskyi mengenai situasi di timur Ukraina, operasi di wilayah Kursk, dana pertukaran, dan penyediaan amunisi serta senjata untuk brigade kami."

Zelenskyy juga mendesak pengiriman pasokan (persenjataan) yang lebih cepat dari mitra-mitra internasionalnya, seraya menekankan, "Kami sangat meminta ini."

Ia menambahkan, "Tidak ada liburan dalam perang. Keputusan diperlukan, begitu pula logistik yang tepat waktu untuk paket bantuan yang diumumkan. Saya khususnya menyampaikan hal ini kepada Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU