> >

WHO Nyatakan Darurat Kesehatan Global Baru: Apa Itu Mpox, di Mana Terjadi, dan Cara Mencegah

Kompas dunia | 15 Agustus 2024, 10:42 WIB
Partikel virus cacar monyet terdiri dari genom DNA (asam deoksiribonukleat) yang dikelilingi oleh selubung protein dan selubung lipid. WHO hari Rabu, 14/8/2024, mengumumkan penyebaran mpox yang semakin meningkat di Afrika kini telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan global, memperingatkan virus ini mungkin akan menyebar melintasi perbatasan internasional. (Sumber: Maurizio de Angelis/WHO)

LONDON, KOMPAS TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO hari Rabu, 14/8/2024, mengumumkan penyebaran mpox yang semakin meningkat di Afrika kini telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan global. WHO memperingatkan virus ini mungkin akan menyebar melintasi perbatasan internasional.

Pengumuman ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, setelah pertemuan komite darurat WHO. Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) juga telah menetapkan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan di benua Afrika pada hari Selasa.

Sejauh ini, lebih dari 96% dari semua kasus dan kematian terjadi di satu negara, yaitu Kongo. Para ilmuwan khawatir dengan penyebaran varian baru dari penyakit ini di Kongo yang mungkin lebih mudah menular antar manusia.

WHO melaporkan bahwa lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian telah terjadi di Afrika sepanjang tahun ini, yang sudah melampaui angka tahun sebelumnya.

Berikut penjelasan mengenai apa itu mpox, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengendalikannya, seperti laporan Associated Press, Kamis, 15/8/2024.

Apa Itu Mpox?

Mpox, yang juga dikenal sebagai monkeypox, pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1958 ketika terjadi wabah penyakit mirip cacar pada monyet. Hingga baru-baru ini, sebagian besar kasus mpox pada manusia ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, terutama pada orang yang memiliki kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.

Pada tahun 2022, virus ini dikonfirmasi dapat menyebar melalui hubungan seksual untuk pertama kalinya dan memicu wabah di lebih dari 70 negara yang sebelumnya tidak pernah melaporkan adanya mpox.

Mpox termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar, tetapi menyebabkan gejala yang lebih ringan seperti demam, menggigil, dan nyeri tubuh. Pada kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami ruam atau lesi pada wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.

Baca Juga: Minuman Keras Sebabkan 2.200 Orang Tewas Saban Hari di Eropa, WHO Desak Tindakan Segera

Botol berisi vaksin cacar monyet dan jarum suntik diletakkan di atas meja di klinik vaksinasi Departemen Kesehatan Masyarakat di Charlotte, Amerika Serikat, Sabtu, 20 Agustus 2022. Orang berisiko yang hanya menerima satu dosis vaksin monkeypox memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terkena virus. CDC mendesak dosis kedua vaksin cacar monyet untuk mendapatkan perlindungan penuh. (Sumber: Foto AP/Nell Redmond.)

Mengapa Kasus di Afrika Menyebabkan Kekhawatiran?

Jumlah kasus mpox di Afrika meningkat drastis. Pekan lalu, Africa CDC melaporkan bahwa mpox telah terdeteksi di setidaknya 13 negara Afrika. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kasus mpox meningkat 160% dan jumlah kematian naik 19%.

Awal tahun ini, para ilmuwan melaporkan kemunculan varian baru mpox di sebuah kota tambang di Kongo yang dapat membunuh hingga 10% dari orang yang terinfeksi dan mungkin lebih mudah menular.

Berbeda dengan wabah mpox sebelumnya, di mana ruam atau lesi kebanyakan terlihat di dada, tangan, dan kaki, varian baru mpox ini menyebabkan gejala yang lebih ringan dan lesi pada alat kelamin. Hal ini membuatnya lebih sulit terdeteksi, sehingga orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan bisa menularkan penyakit ini ke orang lain.

WHO juga melaporkan bahwa mpox baru-baru ini terdeteksi untuk pertama kalinya di empat negara Afrika Timur: Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Semua wabah ini terkait dengan epidemi yang terjadi di Kongo. Tedros menyatakan kekhawatirannya bahwa penyakit ini dapat menyebar lebih jauh di Afrika dan ke luar benua tersebut.

Di Pantai Gading dan Afrika Selatan, otoritas kesehatan melaporkan wabah mpox yang berbeda dan lebih ringan yang menyebar secara global pada tahun 2022.

Baca Juga: WHO Menyatakan Mpox atau Cacar Monyet Tidak Lagi Berstatus Darurat Kesehatan Global

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu, 14/8/2024, resmi kembali menyatakan bahwa lonjakan kasus mpox di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan meningkatnya jumlah negara di Afrika yang terdampak, sebagai Darurat Kesehatan Global. Pengumuman ini berarti wabah mpox sekarang dianggap sebagai ancaman serius yang memerlukan perhatian internasional atau berstatus PHEIC dalam nomenklatur WHO. (Sumber: Straits Times)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU