> >

Biden: Serangan Iran ke Israel Bisa Ditunda jika Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas Tercapai

Kompas dunia | 14 Agustus 2024, 16:00 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berpidato di Gedung Putih, Rabu (24/7/2024). (Sumber: AP News)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Serangan balasan yang diperkirakan akan dilancarkan oleh Iran terhadap Israel mungkin dapat ditunda jika Israel dan Hamas berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perundingan yang dijadwalkan berlangsung pekan ini. 

Hal tersebut diungkapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Selasa (13/8/2024) waktu setempat. Biden menyebut serangan balasan yang dijanjikan bisa ditunda untuk memberikan ruang bagi kemajuan dalam perundingan. 

Namun, Hamas mengindikasikan tidak akan menghadiri perundingan tersebut, sementara seorang anggota delegasi Israel meragukan keberhasilan perundingan, kecuali Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperluas mandat tim negosiasinya.

Perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dijadwalkan dimulai kembali pada Kamis (15/8/2024) di Mesir atau Qatar. 

Para mediator AS menyebut pertemuan tersebut sebagai kesempatan terakhir untuk membebaskan sandera yang ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan di Gaza, serta mencegah terjadinya perang regional dengan keterlibatan Iran.

Dalam kunjungannya ke New Orleans pada Selasa, Biden ditanya oleh para wartawan apakah ia berharap Iran akan menunda serangan balasan jika kesepakatan tercapai. 

“Itu harapan saya,” jawab Biden dikutip dari Times of Israel.

Meski demikian, Biden juga memperingatkan bahwa mencapai kesepakatan gencatan senjata semakin sulit, sembari menegaskan tekadnya untuk menghentikan konflik ini. 

Baca Juga: AS Kembali Jual Senjata Senilai Rp300 Triliun ke Israel, Jet F-15, Rudal dan Amunisi Canggih

“Kita akan lihat apa yang dilakukan Iran dan apa yang terjadi jika ada serangan. Tapi saya tidak akan menyerah,” kata Biden.

Departemen Luar Negeri AS pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya bekerja untuk memastikan perwakilan Hamas hadir dalam perundingan mendatang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel menyebutkan bahwa Doha telah meyakinkan Washington bahwa mereka akan "berupaya agar Hamas diwakili" dalam perundingan tersebut.

Hamas sebelumnya mengeluarkan pernyataan pada Senin (12/8/2024) yang menyatakan bahwa mereka tidak akan menghadiri pertemuan kecuali para mediator berhasil meyakinkan Israel untuk menyetujui proposal terbaru yang diajukan pada awal Juli. 

Dalam proposal itu, Hamas mengalah pada tuntutan utama mereka agar Israel berkomitmen pada gencatan senjata permanen. Namun, Israel menanggapi dengan daftar tuntutan yang kemudian ditolak oleh Hamas.

Lokasi pertemuan pada Kamis besok belum diumumkan, tetapi seorang pejabat Arab mengatakan kepada Times of Israel bahwa ekspektasi saat ini adalah pertemuan akan berlangsung di Doha. 

Meski ada spekulasi bahwa Hamas mungkin tidak hadir, Patel mengatakan AS “sepenuhnya berharap perundingan ini akan terus berjalan.”

Di tengah upaya untuk merampungkan kesepakatan yang telah lama dinantikan ini, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan kepada wartawan di atas Air Force One bahwa Koordinator Timur Tengah Gedung Putih, Brett McGurk, akan melakukan perjalanan ke Kairo dan Doha dalam beberapa hari mendatang, sementara utusan khusus Amos Hochstein akan mengunjungi Lebanon untuk menghindari eskalasi regional lebih lanjut.

Setelah pejabat Iran mengisyaratkan pada Selasa bahwa kesuksesan dalam kesepakatan sandera dapat menahan Iran dari serangan langsung terhadap Israel, Jean-Pierre mengatakan bahwa AS percaya bahwa “mencapai kesepakatan gencatan senjata adalah cara terbaik untuk meredakan ketegangan yang kita lihat.”

Baca Juga: Respons AS atas Penyerbuan Kompleks Masjid Al-Aqsa oleh Ratusan Yahudi Israel

AS telah terlibat dalam upaya diplomatik intensif untuk mencegah Iran melancarkan serangan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli lalu yang dituduhkan pada Israel. Tel Aviv tidak mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya dalam kematian Haniyeh.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Times of Israel


TERBARU