> >

Zelenskyy Disebut Ubah Strategi Negosiasi dengan Rusia, Ini Alasannya

Kompas dunia | 5 Agustus 2024, 12:30 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Downing Street usai bertemu Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London, Jumat, 19 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

PARIS, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kini berada di bawah tekanan untuk mengubah strategi negosiasinya dengan Rusia. Florian Philippot, pemimpin partai euroskeptik Prancis The Patriots, menyatakan pada Sabtu (3/8/2024) bahwa Zelenskyy harus mempertimbangkan konsesi teritorial.

"Zelenskyy terpaksa berbalik arah menghadapi ketidakpuasan masyarakat Ukraina dan kemunduran dalam pertempuran," kata Philippot melalui X.

"Dia kini ingin Rusia ikut dalam pertemuan puncak yang membahas masalah Ukraina. Menyerahkan wilayah tidak lagi menjadi tabu baginya: itu menjadi mungkin! Dia menyadari bahwa semakin sedikit senjata Barat yang akan tiba dan semuanya telah berakhir," tambah Philippot.

Dalam wawancara dengan media Prancis, termasuk Le Monde, pekan ini, Zelenskyy menyatakan telah membahas kemungkinan memulai negosiasi dengan Rusia tanpa syarat pengembalian wilayah.

Ia juga menyebut masalah teritorial sangat rumit dan harus diputuskan oleh rakyat Ukraina melalui referendum.

Moskow berulang kali menyatakan siap untuk negosiasi damai, tetapi Kiev melarang hal tersebut di tingkat legislatif.

Kremlin menegaskan prioritas utama Rusia adalah mencapai tujuan operasi khusus, namun menambahkan bahwa situasi di Ukraina bisa bergerak ke arah damai jika realitas baru di lapangan diperhitungkan.

Baca Juga: Ukraina Klaim Tenggelamkan Kapal Selam Rusia di Krimea, Juga Hancurkan Sistem Pertahanan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menjawab pertanyaan media sambil berdiri di depan jet tempur F-16 Angkatan Udara Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina, Minggu, 4 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo)

Sementara itu, Ukraina telah menerima 10 dari 79 jet tempur F-16 yang dijanjikan negara-negara Barat pada 31 Juli, menurut laporan The Economist pada Minggu.

Kelompok pertama jet tempur ini tiba setahun setelah pemerintahan Biden mengizinkan sekutu Eropa mengirimkan pesawat tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Sputnik / Anadolu / Antara


TERBARU