> >

Maduro Menang, Bos Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: Kehendak Rakyat Venezuela Harus Dihormati

Kompas dunia | 29 Juli 2024, 20:24 WIB
Presiden Nicolas Maduro berpidato di hadapan para pendukungnya setelah otoritas pemilu menyatakannya sebagai pemenang pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Senin, 29 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

ANKARA, KOMPAS TV – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell,  Senin (29/7/2024), menegaskan pentingnya menghormati kehendak rakyat Venezuela dalam pemilihan umum terbaru. 

“Rakyat Venezuela telah memberikan suara untuk masa depan negara mereka dengan damai dan dalam jumlah besar,” ungkapnya di X. 

“Kehendak mereka harus dihormati,” tambahnya, sembari menekankan, “Keterbukaan penuh dalam proses pemilihan, termasuk perhitungan suara yang rinci dan akses ke catatan pemungutan suara di tempat pemungutan suara, adalah hal yang sangat penting.”

Nicolas Maduro, yang berusia 61 tahun, telah diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden Venezuela, meraih 51% suara, sedangkan pemimpin oposisi Edmundo Gonzalez memperoleh 44%, menurut Dewan Pemilihan Nasional (CNE).

Pengumuman ini disampaikan pada  Senin oleh Elvis Amoroso, ketua KPU Venezuela, yang mengatakan hasil tersebut berdasarkan 80% tempat pemungutan suara.

Dalam pidato kemenangannya, Maduro menyatakan masa jabatannya yang baru akan membawa kedamaian dan menegaskan kembali bahwa fasisme "tidak akan terjadi" di negara itu. 

“Suarakan kedamaian menang, dan di Venezuela akan ada kedamaian, kedamaian, dan kedamaian untuk negara kita,” ujarnya.

Baca Juga: Nicolas Maduro Terpilih Lagi Jadi Presiden Venezuela, Oposisi Belum Bisa Terima Hasil Pemilu

Pemimpin oposisi Maria Corina Machado, kanan, dan kandidat presiden Edmundo Gonzalez mengadakan konferensi pers setelah otoritas pemilu menyatakan Presiden Nicolas Maduro sebagai pemenang pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Senin, 29 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Namun, oposisi menolak hasil tersebut, mengklaim hasil yang diumumkan oleh CNE tidak sesuai dengan suara yang sebenarnya.

Oposisi Venezuela dan pemerintah Presiden Nicolas Maduro terlibat ketegangan setelah masing-masing mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden yang dianggap oleh jutaan rakyat yang menderita sebagai kesempatan terbaik untuk mengakhiri 25 tahun kekuasaan satu partai.

Beberapa pemerintah asing, termasuk AS, menunda pengakuan terhadap hasil pemilihan hari Minggu, dan pejabat menunda pengumuman rincian perhitungan suara setelah menyatakan Maduro sebagai pemenang dengan 51% suara, sedangkan diplomat pensiunan Edmundo González mendapatkan 44%.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu / Associated Press


TERBARU