> >

Balon Sampah Korut Jatuh di Kompleks Kantor Presiden Korsel

Kompas dunia | 24 Juli 2024, 13:17 WIB
Balon sampah Korea Utara yang terpantau dari pos pengamatan di Paju, Korea Selatan, Rabu (24/7/2024). (Sumber: Ahn Young-joon/Associated Press)

SEOUL, KOMPAS.TV - Sebuah balon berisi sampah yang dikirimkan Korea Utara dilaporkan jatuh di kompleks kantor presiden Korea Selatan di Seoul, Rabu (24/7/2024). Balon itu disebut tidak memuat benda berbahaya dan tidak ada yang terluka dalam insiden ini.

Akan tetapi, sejumlah kalangan mempertanyakan pegamanan fasilitas-fasilitas penting di Korea Selatan menyusul serangan balon tetangga. Rezim Kim Jong-un dinilai dapat memasukkan benda berbahaya dalam gelombang serangan balon tersebut di kemudian hari.

Pihak berwenang tidak menjelaskan sampah seperti apa yang jatuh di kantor presiden. Pihak keamanan pun enggan mengungkapkan apakah Presiden Korsel Yoon Suk-yeol berada di kantor saat kejadian.

Baca Juga: Trump Gemborkan Persahabatan dengan Kim Jong-Un, Bakal Ajak Pemimpin Korea Utara Nonton Baseball

Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korsel telah memperingatkan bahwa balon-balon Korut terpantau mengarah ke utara Seoul setelah melintasi perbatasan. 

Serangan ini adalah peluncuran balon ke-10 Pyongyang sejak akhir Mei 2024 lalu. Rezim Kim Jong-un dilaporkan mengirim lebih dari 2.000 balon selama periode tersebut, diisi dengan sampah kertas, kain, puntung rokok, dan bahkan tinja.

Pemerintah Korea Utara mengaku meluncurkan balon-balon itu sebagai balasan atas tindakan tetangganya. Aktivis-aktivis Korsel diketahui kerap mengirim balon ke utara, berisi seleberan-selebaran politis.

Gelombang peluncuran balon terbaru ini dilakukan usai Korea Selatan meningkatkan siaran propaganda melalui 40 pengeras suara di sepanjang perbatasan. Propaganda ini ditujukan kepada tentara Korea Utara yang berjaga di perbatasan.

Korea Selatan menyiarkan berbagai rekaman melalui pengeras suara tersebut, mulai dari lagu K-Pop, berita tentang kemajuan ekonomi Korsel, berita pembangkang Korut, hingga seruan bahwa pekerjaan menanam ranjau tentara Korut di perbatasan "seperti perbudakan."

Baca Juga: Pembelot Korea Utara Jadi Wakil Menteri Korea Selatan, Posisi Tertinggi Pelarian Rezim Kim Jong-Un

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU