> >

Pengamat Sebut Percobaan Pembunuhan Justru Bisa Untungkan Trump: Dia Akan Dianggap Pahlawan

Kompas dunia | 14 Juli 2024, 23:05 WIB
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump mengepalkan tangan ke udara usai menjadi korban percobaan pembunuhan dalam acara kamapnye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Evan Vucci/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Profesor ilmu politik dari Universitas San Francisco, Stephan Zunes menyebut percobaan pembunuhan yang dialami Donald Trump justru bisa menguntungkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut secara elektoral. 

Zunes menilai pihak Trump dapat memainkan peristiwa penembakan ini ke dalam narasi kampanyenya. Bahkah, Zunes menyebut Trump akan dianggap pahlawan oleh para pendukungnya.

"Narasi korban sudah sangat kuat baginya (Trump) dan gerakannya," kata Zunes dikutip Al Jazeera, Minggu (14/7/2024).

Baca Juga: Rusia Tanggapi Penembakan Trump: Percobaan Pembunuhan Presiden Adalah Tradisi AS

Zunes juga menyorot kepiawaian Trump mencitrakan diri. Beberapa detik usai ditembak di podium, Trump berdiri dan mengepalkan tangan ke hadapan pendukung. Aksi ini pun tertangkap kamera dan segera viral di media sosial.

Di lain sisi, Zunes menyebut percobaan pembunuhan Trump akan memicu gelombang teori konspirasi mengenai motif penembakan tersebut. Teori konspirasi disebutnya dapat tumbuh subur di tengah masyarakat AS yang menghadapi "berkembangnya ancaman kekerasan politis."

"Tidak seperti di negara lain, sebagian besar percobaan pembunuhan kami (di AS) dilakukan oleh orang yang sakit mental dan tidak punya motivasi politik," kata Zunes.

"Kita seharusnya tidak berasumsi bahwa ini adalah bagian dari apa yang disebut sebagai situasi polarisasi."

Donald Trump diketahui selamat dari percobaan pembunuhan dengan luka ringan di daun telinga. Seorang pendukung Trump tewas terkena peluru di lokasi kejadian.

Dua orang di lokasi dilaporkan mengalami luka serius. Sedangkan penembak ditembak mati petugas sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Trump.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU