> >

PBB Sebut 1,9 Juta dari 2,3 Juta Penduduk Gaza Mengungsi: Mereka Bukan Angka, tapi Manusia

Kompas dunia | 4 Juli 2024, 11:50 WIB
Penduduk Palestina mengungsi dari Khan Yunis, Jalur Gaza usai militer Israel memerintahkan warga meninggalkan bagian timur kota terbesar kedua di Gaza tersebut, Senin (1/7/2024). (Sumber: Jehad Alshrafi/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Andrea De Domenico melaporkan, sekitar 90 persen penduduk Jalur Gaza terpaksa mengungsi sejak Israel menyerang pada Oktober 2023 lalu.

Sebagian pengungsi berpindah-pindah pengungsian beberapa kali akibat serangan Israel.

De Domenico menyampaikan, OCHA memperkirakan 1,9 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi saat ini. Jumlah pengungsi bertambah menyusul operasi militer Israel di Rafah sejak Mei lalu.

Baca Juga: Belum Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Israel, Hamas Ungkap Sebabnya

"Kami memperkirakan bahwa 9 dari 10 penduduk di Jalur Gaza mengungsi secara internal setidaknya satu kali hingga 10 kali, sayangnya, sejak Oktober (2023)," kata De Domenico, Rabu (3/7/2024), dikutip The Guardian.

"Sebelumnya kami memperkirakan 1,7 (juta pengungsi), tetapi sejak itu, kita menyaksikan operasi di Rafah, dan kami mencatat pengungsi tambahan dari Rafah. Kita juga menyaksikan operasi di utara (Gaza) yang juga membuat orang berpindah."

De Domenico menyebut Israel telah membelah wilayah Jalur Gaza menjadi dua lewat serangan-serangan militer. OCHA memperkirakan 300.000-350.000 penduduk di utara tidak bisa ke selatan.

OCHA pun memperkirakan 110.000 penduduk Gaza telah mengungsi ke Mesir sebelum penyeberangan Rafah ditutup pada Mei 2024 lalu. Sebagian pengungsi masih berada di Mesir.

Baca Juga: Pemukim Israel Serang Desa Palestina dengan Gas Air Mata dan Pentungan

De Domenico mengingatkan, serangan Israel memaksa penduduk untuk memulai kembali kehidupannya berulang kali.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, The Guardian, Al Jazeera


TERBARU