Oposisi Tuduh Presiden Bolivia Swakudeta demi Popularitas, Kambinghitamkan Jenderal Angkatan Darat
Kompas dunia | 1 Juli 2024, 13:12 WIBLA PAZ, KOMPAS.TV - Mantan presiden sekaligus oposisi Bolivia, Evo Morales menuduh rivalnya, Presiden Luis Arce melakukan "swakudeta" demi menaikkan popularitas. Hal tersebut disampaikan Morales menanggapi upaya kudeta gagal di Bolivia pada Rabu (26/6/2024) lalu.
Awalnya, Morales mendukung Arce dan secara terbuka menyebut pawai 200 personel militer Bolivia beserta kendaraan tempur di Istana Kepresidenan, Rabu (26/6) lalu adalah kudeta militer. Morales pun mendesak para pihak yang terlibat untuk dihukum.
Akan tetapi, Morales kemudian menuduh Arce mengorkestrasi insiden di Istana tersebut. Morales menuduh Arce ingin memenangkan simpati rakyat saat popularitasnya menurun.
Baca Juga: Bolivia Nyaris Alami Kudeta Militer, Polisi Langsung Tangkap Jenderal Pemimpin Pemberontakan
"(Arce) tidak menghormati kebenaran, menipu kita, berbohong. Tidak hanya kepada rakyat Bolivia, tetapi juga seluruh dunia," kata Morales dalam siaran televisi Bolivia, Minggu (30/6) dikutip Associated Press.
Presiden Bolivia ke-65 itu menyatakan, Arce telah "mengkhianati" eks Komandan Angkatan Darat Jenderal Juan Jose Zuniga, kini ditangkap sebagai tersangka utama kudeta.
Zuniga sendiri mengaku bahwa upaya kudeta di Istana Kepresidenan adalah ide Arce. Sebelum ditangkap, Zuniga mengklaim Acre melakukan swakudeta demi popularitas.
"Presiden berkata kepada saya, 'Situasi ini sangat kacau, sangat kritis. Butuh sesuatu untuk meningkatkan popularitas saya,'" kata Zuniga sebelum dibawa ke penjara, Sabtu (29/6) lalu.
Di lain sisi, Menteri Kepresidenan Bolivia Maria Nela Prada menuduh Morales menyebarkan kebohongan. Prada meuduh Morales telah menjadi "boneka" imperialisme dan fasis sayap kanan.
"Apa yang lebih saya kecam adalah (pernyataan) itu keluar dari orang seperti Evo Morales yang mengklaim sebagai orang kiri," kata Prada.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV