> >

India Disebut Ekspor Roket dan Peledak ke Israel di Tengah Serangan ke Gaza

Kompas dunia | 27 Juni 2024, 07:00 WIB
Seorang wanita membawa jenazah putrinya, Zena Nasser, yang terbunuh dalam serangan bom Israel di sebuah bangunan hunian di kamp pengungsi Maghazi, di luar kamar jenazah RS Al Aqsa Martir di Deir al Balah, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (25/6/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - India dilaporkan mengekspor roket dan bahan peledak ke Israel di tengah berlangsungnya serangan ke Gaza.

Laporan tersebut dilansir Al Jazeera yang melihat dokumen pengiriman senjata oleh kapal kargo bernama Borkum.

Menurut laporan tersebut, pada 15 Mei 2024, Borkum berhenti di lepas pantai Spanyol, tidak jauh dari Cartagena.

Di pelabuhan terdekat, para demonstran meminta otoritas Spanyol untuk memeriksa kapal tersebut karena dicurigai mengangkut senjata dengan tujuan Israel.

Namun sebelum pemerintah Spanyol mengambil tindakan, kapal kargo Borkum membatalkan rencana singgahnya dan melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Koper di Slovenia.

Berdasarkan dokumen-dokumen yang diperoleh Al Jazeera, Borkum mengangkut bahan peledak dan berangkat dari India menuju pelabuhan Ashdod di Israel.

Ashdod berjarak sekitar 30 km dari Jalur Gaza, di mana lebih dari 37.700 orang, termasuk lebih dari 15.000 anak, telah tewas sejak Israel melancarkan serangan mulai 7 Oktober 2023.

Al Jazeera melaporkan, Borkum berangkat dari Chennai di wilayah tenggara India pada 2 April 2024, dan berlayar mengelilingi benua Afrika untuk menghindari Laut Merah yang dijaga kelompok Houthi Yaman yang mengancam akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel.

Baca Juga: Pria Palestina yang Diikat di Jip Militer Israel Angkat Bicara, Ungkap Brutalitas Tentara Israel

Kode-kode identifikasi yang disebutkan dalam dokumen-dokumen yang diperoleh secara tidak resmi oleh Solidarity Network Against the Palestinian Occupation (RESCOP) tersebut, kata Al Jazeera, mengindikasikan muatan yang dibawa Borkum.

Kapal tersebut diduga mengangkut 20 ton mesin roket, 12,5 ton roket dengan peledak, 1.500 kilogram bahan peledak, dan 740 kilogram isi dan propelan untuk meriam.

Sebuah paragraf soal kerahasiaan juga dilaporkan tercantum dalam dokumen tersebut. Paragraf tersebut meminta seluruh pegawai, konsultan atau pihak-pihak terkait tidak menyebutkan nama IMI Systems atau Israel "dalam kondisi apa pun."

IMI Systems, sebuah firma pertahanan, dibeli oleh Elbit Systems, perusahaan pembuat senjata terbesar Israel, pada 2018.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada

Sumber : Al Jazeera


TERBARU