Usai Bentrok dengan China, Filipina Tegaskan Pantang Mundur, Tapi Tak akan Memulai Perang
Kompas dunia | 23 Juni 2024, 18:45 WIBMANILA, KOMPAS.TV - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyatakan negaranya tidak akan menyerah dan pantang mundur kepada "kekuatan asing manapun". Namun, Marcos menegaskan Filipina tidak akan pernah memulai perang.
Hal itu ia sampaikan pada Minggu (23/6/2024), setelah pasukan China melukai personel angkatan laut Filipina dan merusak setidaknya dua kapal militer dengan golok, kapak, dan palu dalam bentrokan di Laut China Selatan.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. terbang bersama para jenderal dan kepala pertahanan tertinggi ke provinsi pulau barat Palawan yang menghadap ke Laut China Selatan.
Kunjungan Marcos itu untuk bertemu dan memberikan medali kepada personel angkatan laut yang diserang oleh penjaga pantai China pada Senin lalu, saat mereka berusaha mengirim makanan dan pasokan lainnya ke pos terdepan di Terumbu Second Thomas yang sangat diperebutkan.
Video dan foto dari bentrokan yang dipublikasikan oleh militer menunjukkan personel penjaga pantai China memukul kapal angkatan laut Filipina dengan batang kayu, dan merampas tas sambil menyalakan sirene dan lampu strobo yang menyilaukan.
Pemerintah China mengatakan, penjaga pantainya harus mengambil tindakan itu setelah pasukan Filipina mengabaikan peringatan untuk tidak masuk ke wilayah lepas pantai yang disebut Tiongkok sebagai miliknya, sebuah klaim yang telah lama ditolak oleh pemerintah saingan dan arbitrator internasional.
Konfrontasi yang keras ini memicu kecaman dan kekhawatiran dari AS, Uni Eropa, Jepang, Australia, dan negara-negara Barat serta Asia lainnya, sementara China dan Filipina saling tuding atas insiden tersebut.
Baca Juga: Viral, Tentara Filipina Tangan Kosong Lawan Penjaga Pantai China Bersenjata Pedang
Penasihat utama Marcos hari Jumat mengatakan pemerintahannya tidak berencana untuk mengaktifkan perjanjian pertahanan bersama dengan Amerika Serikat.
“Kami tak ada kepentingan untuk memulai perang,” kata Marcos kepada pasukan Filipina,
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Associated Press