Pemimpin Sayap Kanan Swiss Sebut KTT Perdamaian Memalukan, Lukai Tradisi Netralitas Negara Itu
Kompas dunia | 16 Juni 2024, 22:50 WIB"Sekarang kita dalam bahaya besar, dan itu adalah bahaya besar, bahwa Swiss membiarkan dirinya terlibat dalam perang dunia."
Swiss setuju untuk mengadakan konferensi ini atas permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Bern mengatakan Rusia harus terlibat dalam proses ini tetapi membenarkan tidak mengundangnya dengan alasan bahwa Moskow berulang kali mengatakan tidak tertarik untuk ikut serta.
Kremlin menggambarkan Swiss sebagai terbuka bermusuhan dan tidak layak menjadi mediator dalam upaya perdamaian, terutama karena mengadopsi sanksi UE terhadap Moskow. Sejak Rusia menginvasi Ukraina, dua negara netral historis lainnya di Eropa, Swedia dan Finlandia, telah bergabung dengan NATO.
Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta para pemimpin Asia untuk hadir secara pribadi, sebagian besar negara Asia diwakili oleh menteri, pejabat, dan perwakilan lainnya di pertemuan internasional di Buergenstock. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao adalah pengecualian karena hadir di KTT tersebut.
Baca Juga: 90 Negara Diklaim Bakal Hadir dalam KTT Perdamaian Ukraina di Swiss, Rusia Disebut Bakal Absen
Singapura diwakili oleh Menteri Senior Sim Ann. Negara Asia Tenggara lainnya yang hadir termasuk Thailand dan Filipina, masing-masing diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Russ Jalichandra dan penasihat presiden Carlito Galvez Jr.
Indonesia mengirim duta besarnya untuk Swiss, I Gede Ngurah Swajaya, sementara India mengirim diplomat senior, Pavan Kapoor.
China tidak hadir, dengan alasan beberapa minggu sebelumnya bahwa mereka hanya akan berpartisipasi dalam konferensi perdamaian yang diakui oleh Rusia dan Ukraina.
Ketidakhadirannya dilihat oleh pengamat sebagai bukti kemiringannya terhadap Rusia, meskipun mengaku netral dalam konflik tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times / Russia Today