> >

Netanyahu Nyatakan Siap Gempur Lebanon, HRW Tuding Israel Gunakan Bom Fosfor Putih

Kompas dunia | 6 Juni 2024, 07:48 WIB
Unit tank Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon, Selasa (10/10/2023). Pada Rabu (5/6/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan siap menggempur wilayah Lebanon di perbatasan utara. (Sumber: Gil Eliyahu/Associated Press)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan siap menggempur wilayah Lebanon di perbatasan utara, di mana Israel dan Hezbollah terlibat baku tembak selama berbulan-bulan.

Netanyahu mengunjungi daerah tersebut pada Rabu (5/6/2024) untuk menerima laporan dari pejabat militer.

"Dengan cara apa pun, kami akan mengembalikan keamanan di utara," kata Netanyahu.

Hezbollah mulai menyerang posisi-posisi Israel pada 8 Oktober 2023, sehari setelah Hamas melancarkan serangan kejutan yang digunakan sebagai dalih oleh Israel untuk menyerang Gaza, di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina sudah terjebak akibat blokade Israel yang diterapkan sejak 2007.

Hezbollah dan Israel telah saling serang sejak Tel Aviv mulai menyerang Gaza, meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Juga: Biden Akui Netanyahu Mungkin Memperpanjang Operasi Militer di Gaza agar Tetap Berkuasa

Netanyahu berada di bawah tekanan untuk menangani kekerasan di utara. Pertempuran ini telah membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Lebih dari 400 orang telah tewas di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang tetapi juga termasuk lebih dari 70 warga sipil dan non-kombatan. Di Israel, 15 tentara dan 10 warga sipil telah tewas sejak Oktober.

Israel dan Hezbollah pernah berperang pada tahun 2006. Hezbollah diyakini memiliki puluhan ribu roket yang bisa mencapai jauh ke dalam wilayah Israel. Israel khawatir Hezbollah di utara bisa melakukan serangan lintas perbatasan seperti Hamas.

Sementara itu, organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih di kawasan permukiman di setidaknya lima kota dan desa di bagian selatan Lebanon, yang berpotensi membahayakan warga sipil dan melanggar hukum internasional.

Hal itu disampaikan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu.

HRW mengatakan dalam laporannya, tidak ada bukti luka bakar akibat fosfor putih di Lebanon, tetapi peneliti "mendengar laporan yang menunjukkan kemungkinan masalah pernapasan."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press/Anadolu


TERBARU