Menlu Retno: UNRWA Hadapi Pelemahan Sistematis, Israel Ingin Hapus Gagasan Right to Return Palestina
Kompas dunia | 5 Juni 2024, 18:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terus menghadapi upaya "pelemahan sistematis". UNRWA sendiri adalah organisasi PBB yang menaungi pengungsi Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan negara lain.
Hal tersebut disampaikan Retno dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Jakarta, Rabu (5/6/2024). Kepada DPR, Retno melaporkan situasi terkini Palestina dan kelanjutan upaya Indonesia terkait isu Palestina.
Retno menyoroti penyetopan donor UNRWA oleh berbagai negara Barat usai Israel menuduh sejumlah staf organisasi itu terlibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Akan tetapi, tuduhan ini kemudian tidak terbukti. Negara-negara yang tadinya menghentikan pendanaan UNRWA diketahui melanjutkan pendanaan, kecuali Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Parlemen Israel Siapkan RUU yang Tetapkan UNRWA sebagai Organisasi Teroris
Retno pun menyinggung upaya pemerintah Israel yang hendak melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris. Menurutnya, langkah ini ditempuh Israel sebagai bagian dari pelemahan sistematis UNRWA dan upaya meniadakan isu pengungsi palestina.
"Israel saat ini berupaya untuk melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris. Dan Indonesia mengecam keras upaya ini," kata Retno, Rabu (5/6).
"Sebagaimana diketahui, Ibu/Bapak, UNRWA tidak hanya memberikan pelayanan kepada para pengungsi (Palestina) di Gaza, tetapi juga di Suriah, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan jumlahnya hampir 6 juta orang pengungsi."
Mantan Dubes RI untuk Belanda itu menambahkan, pemerintahan Benjamin Netanyahu ingin menghapus gagasan hak kembali atau right to return bangsa Palestina. Sebagian besar masyarakat Palestina terusir dari wilayah yang kini menjadi Israel dalam peritiwa Nakba 1948.
Retno menegaskan, peniadaan isu pengungsi akan membuat para pengungsi Palestina terpaksa mengungsi selamanya sehingga Israel tidak akan terganggu dengan isu kembalinya masyarakat Palestina ke tempat asal mereka.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV