Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
Kompas dunia | 29 Mei 2024, 22:11 WIBMANILA, KOMPAS.TV - Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menuntut gencatan senjata dan akses kemanusiaan tanpa hambatan di Jalur Gaza, di mana jutaan orang menghadapi kelaparan yang semakin parah.
“Kami sangat membutuhkan solusi politik yang memungkinkan adanya gencatan senjata agar bantuan dapat masuk,” kata Presiden IFRC Kate Forbes di Manila, Filipina, Rabu (29/5/2024).
Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, mengalami bencana kemanusiaan setelah lebih dari tujuh bulan dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023.
Dilansir Al Jazeera, sedikitnya 36.000 orang, termasuk 15.000 lebih anak-anak, telah tewas di Gaza di mana sekitar 2,3 juta jiwa terjebak akibat blokade Israel yang diberlakukan sejak 2007.
Serangan terbaru Israel ke Gaza dilancarkan setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober ke Israel yang diklaim menewaskan 1.200 orang.
Baca Juga: Israel Ternyata Gunakan Bom Pintar Buatan AS untuk Ledakkan Kamp Pengungsi di Rafah
“Kami siap untuk membuat perbedaan. Kami harus mendapatkan akses, dan untuk mendapatkan akses harus ada gencatan senjata,” kata Forbes, yang pada Desember 2023 menjadi wanita kedua yang memegang jabatan tertinggi di jaringan kemanusiaan terbesar di dunia itu.
Presiden IFRC adalah posisi sukarela yang mengawasi jaringan yang menggabungkan 191 organisasi yang bekerja selama dan setelah bencana serta perang, seperti Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina yang memiliki tim ambulans di Gaza.
“Saya memohon kepada pemerintah di semua pihak untuk merundingkan gencatan senjata agar kami bisa memberikan bantuan,” kata Forbes.
“Tugas saya adalah memastikan bahwa ketika itu terjadi, kami dapat memberikan bantuan yang diperlukan. Jadi mereka perlu melakukan pekerjaan mereka agar saya bisa melakukan pekerjaan saya.”
Baca Juga: Erdogan: Zionisme Terbongkar, Tak Ada Negara yang Aman Kecuali Israel Patuhi Hukum Internasional
Forbes mengatakan dia telah melihat situasi yang "mengerikan" di Rafah selama kunjungan pada Februari lalu, beberapa bulan sebelum Israel melancarkan serangan militer di kota di bagian selatan Gaza itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV, Straits Times, Times of Israel