Lebih 100 Diduga Tewas akibat Tanah Longsor di Papua Nugini, Konvoi Darurat Bergerak Kirim Bantuan
Kompas dunia | 25 Mei 2024, 22:54 WIBMELBOURNE, KOMPAS TV - Para penyintas mencari keluarga yang hilang di antara tanah dan puing-puing dengan tangan mereka sendiri, sementara konvoi darurat pertama mengirim makanan, air, dan bantuan lainnya pada Sabtu, 25/5/2024, ke lokasi longsor di kawasan terpencil di pegunungan Papua Nugini. Pejabat setempat menyatakan, diduga lebih dari 100 orang terkubur.
Tim pendahulu menduga lebih dari 100 orang tewas dan 60 rumah terkubur di Enga beberapa jam sebelum fajar pada Jumat (24/5/2024), kata Serhan Aktoprak, Kepala Misi Organisasi Internasional untuk Migrasi di negara pulau Pasifik Selatan itu.
Memastikan jumlah pasti korban akan sulit, "karena dianggap budaya tabu untuk menanyakan status kerabat yang selamat," kata Aktoprak.
Hanya tiga jasad yang ditemukan pada Sabtu pagi dari hamparan luas tanah, batu, dan pohon yang menghancurkan sebagian Yambali, desa berpenduduk hampir 4.000 orang, sekitar 600 kilometer barat laut ibu kota Port Moresby.
Perawatan medis diberikan kepada tujuh orang, termasuk seorang anak, kata Aktoprak yang berbasis di Port Moresby. Ia tidak memiliki informasi tentang tingkat cedera mereka. "Dikhawatirkan jumlah korban tewas dan luka-luka akan meningkat drastis," katanya.
Juru bicara Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, pada Sabtu mengatakan dia akan merilis informasi tentang skala kerusakan dan korban jiwa ketika tersedia.
Philip Mene, seorang rekan program IOM, mengatakan para penyintas "membongkar puing-puing dengan tangan" saat mencoba menemukan kerabat mereka.
"Tampak bahwa kerabat mulai menerima kenyataan bahwa orang-orang di bawah puing-puing mungkin sudah tidak ada lagi," katanya seraya menambahkan, "Harapan menemukan penyintas perlahan memudar."
Semua kebun yang mendukung populasi pertanian subsisten desa hancur, dan tiga sungai yang menyediakan air minum terkubur oleh longsoran.
Baca Juga: Papua Nugini Tersinggung Usai Biden Siratkan Pamannya Dimakan Kanibal pada Perang Dunia II
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press