Serangan Israel Membuat 300.000 Penduduk Palestina Mengungsi dari Rafah
Kompas dunia | 13 Mei 2024, 14:41 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melaporkan sebanyak 300.000 penduduk Palestina di Rafah telah mengungsi sejak Israel memulai operasi militer di daerah paling selatan Jalur Gaza tersebut.
Sebelumnya, diperkirakan terdapat 1,5 juta penduduk, termasuk pengungsi, di Rafah usai Israel menyerang Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.
UNRWA melaporkan sebagian besar penduduk dari Rafah mengungsi ke Khan Yunis, kota terdekat yang telah porak-poranda akibat gempuran Israel. Sebagian keluarga pengungsi telah mengungsi setidaknya lima kali usai Israel menyerang Rafah.
Baca Juga: Israel Merangsek Lebih Dalam ke Rafah, Klaim Bertempur Melawan Hamas di Gaza Utara
Sebagian penduduk lain mengungsi ke Al-Mawasi, daerah yang ditetapkan Israel sebagai "zona humaniter." Daerah Al-Mawasi diketahui ditempati oleh sekitar 450.000 orang yang hidup serba kekurangan akibat blokade total Israel.
Selain Rafah, militer Israel juga memerintahkan penduduk di kamp pengungsian Jabaliya dan Beit Lahiya untuk mengungsi.
Salah satu pengungsi dari Jabaliya, Abdel-Kareem Radwan mengaku Israel meluncurkan pengeboman intens sejak Sabtu (11/5/2024).
"Ini malam yang sangat sulit. Ini kegilaan," kata Radwan dikutip Al Jazeera, Minggu (12/5).
Pada Minggu (13/5), jurnalis Al Jazeera di Gaza melaporkan pasukan darat Israel terus merangsek di daerah Jabaliya dan Rafah. Ia melaporkan terjadi pertempuran sengit antara militer Israel dan kelompok bersenjata Palestina.
"Situasinya (di Jabaliya) sangat mengerikan dengan militer Israel mengepung dan mengelilingi enam pusat evakuasi di area padat penduduk," kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Tareq Abu Azzoum.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV