Universitas Columbia Mulai Skorsing Demonstran Pro-Palestina, Unjuk Rasa Kampus Lain Tetap Marak
Kompas dunia | 30 April 2024, 13:04 WIBNEW YORK, KOMPAS TV - Universitas di seluruh Amerika Serikat (AS) mulai meningkatkan tekanan terhadap para demonstran mahasiswa pro-Palestina untuk membongkar dan membubarkan perkemahan mereka, dengan Columbia University Senin (29/4/2024) waktu New York mengumumkan penangguhan status mahasiswa yang menolak membubarkan perkemahan, dengan batas waktu yang ditetapkan.
Di University of Texas di Austin, puluhan petugas penegak hukum, banyak di antaranya mengenakan peralatan anti huru-hara, menghadapi para demonstran pada Senin kemarin. Mereka segera menangkap enam demonstran dan mengamankan yang lain satu per satu.
Penggunaan semprotan merica terjadi setelah sekelompok demonstran menghalangi jalan mobil polisi yang membawa para demonstran yang ditangkap.
Kerumunan itu mundur tetapi terus menghalangi pintu keluar dari kampus. Petugas kemudian menggunakan dua ledakan petasan untuk membersihkan jalan sehingga mobil polisi bisa pergi.
Gubernur dari partai Republik Greg Abbott memposting kembali video di media sosial tentang kedatangan pasukan di kampus dengan 50.000 mahasiswa tersebut.
"Tidak akan ada perkemahan yang diizinkan," kata Abbott.
Baru minggu lalu, ratusan polisi menghadapi para demonstran di universitas itu, menangkap 34 orang.
Di Columbia, para aktivis mahasiswa menolak untuk meninggalkan perkemahan tenda di kampus Manhattan mereka, meskipun telah diberikan batas waktu hingga pukul 2 siang.
Sebaliknya, ratusan demonstran berjalan mengelilingi lapangan, bertepuk tangan, menyanyikan yel-yel, dan berkeliling di sekitar tumpukan lantai sementara dan karpet hijau yang dimaksudkan untuk upacara wisuda yang seharusnya dimulai minggu depan.
Universitas tersebut tidak memanggil polisi untuk membubarkan para demonstran.
Tetapi tiga jam setelah batas waktu berlalu, juru bicara sekolah Ben Chang mengumumkan Columbia telah memulai proses penangguhan terhadap mahasiswa yang terlibat dalam protes tersebut.
Dia tidak mengungkapkan jumlah mahasiswa yang terkena dampak atau detail mengenai pelaksanaan penangguhan tersebut.
Chang menyatakan meskipun universitas menghargai hak berbicara bebas mahasiswa, perkemahan tersebut merupakan "gangguan suara" yang mengganggu pengajaran dan persiapan ujian akhir.
Protes juga membuat beberapa mahasiswa Yahudi merasa sangat tidak nyaman, katanya. Para pengorganisir protes mengatakan mereka tidak mengetahui adanya penangguhan status mahasiswa hingga Senin malam.
Baca Juga: Ketika Mahasiswa Seantero AS Bergerak Menentang Bombardir Israel di Gaza, Dipicu Polisi Masuk Kampus
Pemberitahuan yang dikirim kepada para demonstran pada hari Senin menyatakan jika mereka meninggalkan tempat tersebut sebelum batas waktu dan menandatangani formulir yang berjanji untuk mematuhi kebijakan universitas hingga Juni 2025, mereka dapat menyelesaikan semester dengan baik. Jika tidak, surat tersebut mengatakan, mereka akan ditangguhkan, menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Protes awal di Columbia memicu perkemahan protes pro-Palestina serupa di sekolah-sekolah di seluruh AS. Banyak mahasiswa menuntut agar universitas mereka memutuskan hubungan keuangan dengan Israel.
Jumlah penangkapan di kampus-kampus di seluruh negeri mendekati 1.000 mahasiswa. Protes bahkan menyebar ke Eropa, dengan polisi Prancis mengeluarkan puluhan mahasiswa dari universitas Sorbonne setelah demonstran pro-Palestina menduduki halaman utama.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press