Peneliti: Waktu Dunia Mungkin Perlu Dikurangi Satu Detik akibat Rotasi Bumi yang Semakin Cepat
Kompas dunia | 28 Maret 2024, 07:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Perubahan rotasi Bumi mengancam untuk mengganggu persepsi waktu dan jam kita, termasuk masyarakat yang terkomputerisasi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi hanya selama satu detik.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para penjaga putaran waktu dunia mungkin harus mempertimbangkan untuk mengurangi satu detik dari jam kita dalam beberapa tahun mendatang karena planet ini berputar sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Jam mungkin harus melewati satu detik, yang disebut "leap second negative," atau lompatan negatif satu detik sekitar tahun 2029, sebuah studi dalam jurnal Nature mengatakan hari Rabu (27/3/2024).
"Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ini adalah hal yang besar," kata penulis utama studi, Duncan Agnew, seorang geofisikawan di Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego.
"Ini bukanlah perubahan besar dalam rotasi Bumi yang akan menyebabkan bencana atau apa gitu, tetapi ini adalah sesuatu yang patut dicatat. Ini adalah indikasi lain bahwa kita berada dalam masa yang sangat tidak biasa."
Mencairnya es di kedua kutub Bumi telah menangkal lonjakan kecepatan planet ini dan kemungkinan telah menunda saat yang tepat untuk koreksi global ini sekitar tiga tahun, kata Agnew.
"Kita menuju ke leap second negatif," kata Dennis McCarthy, mantan direktur waktu untuk Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat yang tidak terlibat dalam studi tersebut. "Hanya masalah waktu."
Ini adalah situasi rumit yang melibatkan fisika, politik kekuatan global, perubahan iklim, teknologi, dan dua jenis waktu.
Bumi membutuhkan sekitar 24 jam untuk berputar, tetapi kata kuncinya ada pada diksi 'sekitar'.
Baca Juga: Geger NASA Rilis Laporan Studi UFO: Perlu Lebih Banyak Penelitian dan Kurangi Stigma Agar Paham
Selama ribuan tahun, Bumi umumnya melambat, dengan tingkat yang bervariasi dari waktu ke waktu, kata Agnew dan Judah Levine, seorang fisikawan untuk divisi waktu dan frekuensi dari National Institute of Standards and Technology.
Perlambatan ini sebagian besar disebabkan oleh efek pasang surut, yang disebabkan oleh tarikan bulan, kata McCarthy.
Hal ini tidaklah penting sampai jam atom diadopsi sebagai standar waktu resmi lebih dari 55 tahun yang lalu. Jam atom tersebut tidak melambat.
Itu menciptakan dua versi waktu, waktu astronomi dan waktu atom, dan ternyata mereka tidak cocok. Waktu astronomi tertinggal dibandingkan waktu atom sebesar 2,5 milidetik setiap hari. Ini berarti jam atom akan mengatakan sudah tengah malam dan bagi Bumi itu baru tengah malam sebagian detik kemudian, kata Agnew.
Beberapa per sekian detik harian itu bertambah menjadi beberapa detik setiap beberapa tahun. Mulai tahun 1972, penjaga waktu internasional memutuskan untuk menambahkan "leap second" pada bulan Juni atau Desember untuk waktu astronomi agar sesuai dengan waktu atom, yang disebut Waktu Universal Terkoordinasi atau UTC.
Daripada pukul 11:59 dan 59 detik berubah menjadi tengah malam, akan ada satu detik lagi pada pukul 11:59 dan 60 detik. Leap second negatif akan berubah dari pukul 11:59 dan 58 detik langsung ke tengah malam, melewati 11:59:59.
Antara tahun 1972 dan 2016, 27 leap second terpisah ditambahkan saat Bumi melambat. Tetapi tingkat perlambatan mulai melandai, "Pada tahun 2016 atau 2017 atau mungkin 2018, tingkat perlambatan telah melambat hingga pada titik di mana Bumi sebenarnya mempercepat," kata Levine.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press