Israel Tolak Desakan AS agar Tidak Menyerbu di Rafah, Sesumbar akan Bertindak Sendiri bila Perlu
Kompas dunia | 23 Maret 2024, 14:33 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken pulang dengan tangan kosong dari Timur Tengah setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah desakan AS untuk membatalkan rencana menyerbu ke kota Gaza selatan, Rafah, yang dipenuhi oleh warga sipil yang terusir, Jumat (22/3/2024).
Pernyataan tegas dari PM Benjamin Netanyahu menandai awal pembicaraan yang mungkin sulit minggu depan antara pejabat AS dan delegasi Israel di Washington.
Netanyahu menyatakan Israel siap "bertindak sendiri" di Rafah tanpa dukungan AS bila perlu.
Meskipun perbedaan pendapat, pemerintahan Biden terus memberikan bantuan militer dan dukungan diplomatik penting, meskipun perang Israel melawan Hamas telah membunuh lebih dari 32.000 orang di Gaza dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Israel berkeras Rafah adalah benteng terakhir Hamas dan pasukan Hamas harus dikalahkan agar Israel mencapai tujuan perangnya. Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah serangan kelompok itu pada 7 Oktober, yang diklaim Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang, memenjarakan 250 lainnya, dan memicu serangan udara dan darat yang sengit di Gaza.
Namun, Rafah sekarang menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 1 juta warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat pertempuran di tempat lain di Gaza.
AS, bersama dengan sebagian besar masyarakat internasional, khawatir serbuan darat Israel akan membahayakan nyawa warga sipil dan menghambat aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, sebagian besar melalui Rafah.
Baca Juga: Senator AS Tekan Joe Biden untuk Percepat Solusi Dua Negara di Israel-Palestina
Netanyahu mengatakan kepada Blinken bahwa Israel sedang mencari cara untuk mengevakuasi warga sipil dari zona pertempuran dan memenuhi kebutuhan kemanusiaan Gaza. Pejabat bantuan internasional mengatakan seluruh populasi menderita ketidakamanan pangan dan kelaparan akan segera terjadi di utara yang terpukul keras.
“Saya juga mengatakan kita tidak punya cara untuk mengalahkan Hamas tanpa masuk ke Rafah,” kata Netanyahu. “Saya berharap kita akan melakukannya dengan dukungan AS, tetapi jika perlu kita akan melakukannya sendiri.”
Blinken, yang mengakhiri kunjungan keenamnya ke Timur Tengah sejak perang pecah, mengatakan bahwa AS berbagi tujuan Israel untuk mengalahkan Hamas.
“Tetapi operasi darat besar di Rafah bukan cara untuk mencapainya, menurut penilaian kami, dan kami sangat jelas tentang hal itu,” katanya, menambahkan Israel menghadapi isolasi yang semakin meningkat jika melanjutkan rencana menyerbu Rafah.
Ancaman invasi Rafah yang menggantung telah menimbulkan bayang-bayang atas upaya terus-menerus untuk menyusun kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Blinken, yang juga bertemu dengan pemimpin Arab selama perjalanannya minggu ini, mengakui “masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”
Blinken berbicara sesaat setelah resolusi gencatan senjata yang disponsori AS di Dewan Keamanan PBB ditolak oleh Rusia dan Cina. Blinken mengatakan “tidak dapat dibayangkan” bahwa langkah itu ditolak.
Baca Juga: China Mulai Campur Tangan di Perang Gaza, Perwakilan Beijing Temui Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press