> >

Perempuan Palestina Ini 10 Tahun Mendambakan Anak, Usai Lahir Si Kembar, Mereka Dibom Israel

Kompas dunia | 5 Maret 2024, 07:05 WIB
Rania Abu Anza membelai jenazah anaknya yang terbunuh serangan udara Israel di sebuah rumah di Rafah, Minggu (3/3/2024). Serangan pada Sabtu (2/3) tersebut membuat Rania kehilangan dua anak, suami, adik, keponakan, seorang sepupu yang sedang hamil, dan banyak kerabat lain. (Sumber: Hatem Ali/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Rania Abu Anza sudah 10 tahun mendambakan buah hati dari rahimnya. Perempuan Palestina ini bahkan menempuh tiga sesi fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung hingga akhirnya melahirkan bayi kembar, perempuan dan laki-laki di Jalur Gaza. Namun, baru lima bulan usai kelahiran, anaknya mati terbunuh serangan udara Israel di rumah tempat mereka mengungsi pada Sabtu (2/3/2024).

Rumah yang terletak di Rafah, selatan Gaza itu adalah milik keluarga besar Rania Abu Anza. Kerabat Rania, Faruq Abu Anza menyebut terdapat 35 orang yang tinggal di rumah itu, sebagian mengungsi dari daerah lain di Jalur Gaza.

Serangan tersebut membuat Rania kehilangan dua anak, suami, adik, keponakan, seorang sepupu yang sedang hamil, dan banyak kerabat lain. Sembilan kerabatnya masih tertimbun reruntuhan.

Faruq menegaskan semua orang yang berlindung di rumah itu adalah warga sipil, tidak ada milisi Hamas. Direktur rumah sakit yang menerima jenazah keluarga itu menyebut 14 orang terbunuh di rumah keluarga Abu Anza, enam di antaranya anak-anak.

Saat kejadian, Rania Abu Anza mengaku sedang tidur memeluk kedua anaknya, Naim dan Wissam. Suaminya tidur di samping mereka.

Pada Sabtu (2/3) sekitar pukul 23.30 waktu setempat, Israel mengebom rumah itu hingga hancur. Rania selamat, tetapi keluarga kecilnya terbunuh ledakan.

"Saya berteriak mencari anak dan suami saya (setelah ledakan). Mereka semua mati. Ayah mereka (mertua) membawa mereka dan meninggalkan saya," kata Rania kepada Associated Press, Minggu (3/3).

Rania dan suaminya, Wissam yang sama-sama berusia 29 tahun sudah sedekade berusaha medapatkan keturunan. Setelah dua sesi IVF yang berujung kegagalan, Rania menyadari ia hamil setelah sesi ketiga pada 2023 lalu.

Bayi kembarnya lahir pada 13 Oktober 2023, enam hari usai Israel meluncurkan operasi militer di Gaza untuk merespons serangan Hamas. Ia menyebut suaminya yang berprofesi sebagai buruh harian lepas sangat bangga hingga menamai anak perempuannya sesuai namanya sendiri.

"Saya belum cukup bersama mereka. Sumpah, saya belum cukup membersamai mereka," kata Rania.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU