Pernyataan Presiden Prancis soal Potensi Pasukan Barat Digelar di Ukraina, Apa Isi Pikiran Macron?
Kompas dunia | 3 Maret 2024, 02:05 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron tampak terisolasi di panggung Eropa pekan ini setelah menyatakan bahwa kemungkinan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina tidak bisa diabaikan, sebuah komentar yang memicu reaksi keras dari pemimpin lainnya.
Para pejabat Prancis kemudian berupaya mengklarifikasi pernyataan Macron dan meredam reaksi negatif, sambil tetap menegaskan perlunya memberikan sinyal jelas kepada Rusia bahwa mereka tidak bisa menang di Ukraina.
Kremlin memperingatkan jika NATO mengirim pasukan tempur, konflik terbuka antara NATO dan Rusia akan tak terelakkan. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan langkah tersebut akan berisiko konflik nuklir global.
Berikut adalah tinjauan terhadap komentar Macron, strateginya, dan apa yang dipertaruhkan, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Sabtu (2/3/2024).
Baca Juga: Putin Kirim Peringatan Ngeri: Mengirim Pasukan Barat ke Ukraina Risikonya Perang Nuklir Global
Pernyataan Macron dan Reaksi Sekutu
Macron mengemukakan kemungkinan pasukan Barat membantu Ukraina saat berbicara dalam konferensi pers setelah 20 kepala negara Eropa dan pejabat Barat lainnya bertemu di Paris.
Tidak ada konsensus untuk mengirim pasukan secara resmi dan disahkan di lapangan, kata Macron, "tapi dari segi dinamika, tidak ada yang bisa diabaikan."
Sinyal pasti yang ingin Macron kirimkan tetap tidak jelas, tetapi "itu tidak dikatakan secara kebetulan," kata Phillips O’Brien, profesor studi strategis di University of St. Andrews, Skotlandia.
"Ini mungkin menjadi peringatan" kepada Rusia atau "ini mungkin akan terjadi, jadi orang perlu bersiap-siap," kata O’Brien.
Segera setelah itu, pejabat dari Jerman, Polandia, dan negara-negara lain yang berpartisipasi dalam pertemuan di Paris berusaha menjauh dari komentar Macron, mengatakan mereka tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan kepada Associated Press tidak ada "rencana untuk pasukan tempur NATO" di lapangan.
Baca Juga: Khawatir Zelenskyy Digulingkan di Musim Semi, Komite Intelijen Ukraina Minta Penguatan Keamanan
Klarifikasi Prancis
Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu mengatakan pembahasan kemungkinan mengirim pasukan Barat ke Ukraina berfokus pada penggunaan mereka untuk operasi pemusnahan ranjau dan pelatihan militer, di luar garis depan, "bukan mengirim pasukan untuk berperang melawan Rusia." Dia mengatakan tidak ada konsensus yang muncul dari diskusi tersebut.
Menteri Luar Negeri, Stéphane Séjourné, mengatakan jenis kehadiran militer seperti ini tidak akan "melampaui ambang kebengisan."
Seorang diplomat Prancis yang mengetahui pembicaraan di Paris mengatakan tujuannya juga "untuk memberi sinyal kepada Presiden Putin bahwa hal itu (penggelaran pasukan) sekarang menjadi opsi dan dia tidak bisa hanya mengandalkan fakta bahwa tidak ada negara mitra Ukraina yang akan pernah dikerahkan" di sana.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press