Oposisi Israel: Perselisihan Terbuka Netanyahu dengan AS Rugikan Israel
Kompas dunia | 29 Februari 2024, 01:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mengatakan perselisihan terbuka Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Amerika Serikat (AS) merugikan keamanan nasional Israel, Selasa (27/2/2024).
"Perselisihan terbuka Netanyahu dengan pemerintahan di AS adalah cedera bagi keamanan negara, cedera bagi hubungan luar negeri Israel, dan kurangnya tanggung jawab nasional," kata Lapid di X.
Meskipun AS menyatakan dukungan untuk Israel dalam perjuangannya melawan kelompok Palestina Hamas, Netanyahu dan pemerintahan Biden berselisih dalam beberapa isu, termasuk solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, serangan Rafah, permukiman di Tepi Barat yang diduduki, dan jumlah bantuan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
"Tidak mengerti apa yang membuatnya membuka front lain," kata Lapid, merujuk pada sinyal Netanyahu untuk meningkatkan tindakan militer melawan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam pernyataan pada Selasa bahwa Israel akan kehilangan dukungan internasional jika terus melanjutkan agresinya di Gaza.
"Israel telah mendapat dukungan besar dari sebagian besar negara. Jika mereka terus melakukannya dengan pemerintahan yang sangat konservatif seperti sekarang, seperti (Menteri Keamanan Nasional Itamar) Ben-Gvir dan yang lainnya, mereka akan kehilangan dukungan dari seluruh dunia, dan itu tidak dalam kepentingan Israel," kata Biden dalam wawancara langsung di NBC.
Baca Juga: Biden Tegaskan Dirinya Seorang Zionis, Desak Israel Manfaatkan Kesempatan Perdamaian Palestina
Biden juga menegaskan bulan suci Ramadan akan memberikan kesempatan untuk gencatan senjata sementara.
"Sudah ada kesepakatan oleh Israel bahwa mereka tidak akan terlibat dalam aktivitas selama Ramadan, untuk memberi kami waktu mengeluarkan semua sandera," kata Biden.
"Itu memberi kami waktu untuk mulai bergerak ke arah yang banyak negara Arab bersedia untuk bergerak," tandas Biden. Ia menambahkan bahwa Arab Saudi siap mengakui Israel jika pertikaian berhenti.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu