Pasukan Filipina Bentrok dan Tewaskan 9 Terduga Anggota ISIS di Filipina Selatan
Kompas dunia | 27 Januari 2024, 21:42 WIB"Sedikit yang tersisa akan menghadapi kekuatan penuh kami dan tekad yang tak tergoyahkan untuk mempertanggungjawabkan setiap individu yang bertanggung jawab," tambah Brawner.
Wilayah selatan Filipina, Mindanao, menjadi tempat pemberontakan separatis selama beberapa dekade.
Pengeboman Kota Marawi pada bulan Desember adalah kekerasan terkait pemberontakan yang paling berdarah di bawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr. Ia menyalahkan "teroris asing" atas serangan tersebut, yang memicu alarm keamanan, termasuk di ibu kota, Manila.
Pasukan pemerintah ditempatkan dalam keadaan siaga tinggi pada saat itu, ketika negara yang sebagian besar warganya menganut Katolik merayakan musim Natal yang ramai, yang ditandai dengan periode perjalanan, belanja, dan kemacetan lalu lintas.
Kelompok pemberontak bersenjata terbesar, Front Pembebasan Islam Moro, menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah pada tahun 2014, yang secara signifikan meredakan puluhan tahun pertempuran.
Namun, kelompok bersenjata kecil seperti Dawlah Islamiyah menolak perjanjian perdamaian dan terus berupaya melakukan serangan bom dan serangan lainnya sambil menghindari serangan pemerintah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press