Biden Akui Serangan AS Tidak Bikin Houthi Yaman Gentar, Namun Sebut Akan Terus Menyerang
Kompas dunia | 19 Januari 2024, 15:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - Presiden AS Joe Biden hari Kamis, (18/1/2024) mengakui serangan bertubi-tubi AS dan sekutu mereka yang menargetkan kelompok Houthi Yaman tidak membuat gentar dan menghentikan serangan di Laut Merah, tetapi ia mengatakan serangan tersebut akan terus dilakukan.
"Pertanyaannya, apakah mereka menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan terus melakukannya? Ya," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih hari Kamis, (18/1/2024) sebelum berangkat ke negara bagian North Carolina, seperti laporan Associated Press, Jumat, (19/1/2024).
AS hari Kamis meluncurkan gelombang kelima serangan udara terhadap Houthi, menargetkan rudal balistik anti-kapal, menurut keterangan resmi Gedung Putih.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan di pesawat Air Force One bahwa serangan tersebut menargetkan "beberapa" rudal yang "sedang siap untuk ditembakkan ke Laut Merah Selatan." Rincian tambahan diharapkan akan disediakan oleh Komando Sentral AS.
"Kami tidak mencari konflik di wilayah ini. Tetapi kita harus dapat bertindak untuk membela diri tidak hanya untuk kapal dan pelaut kita, tetapi juga untuk kapal dagang dan pelaut internasional di Laut Merah," katanya.
"Serangan-serangan ini akan terus berlanjut selama diperlukan untuk mengganggu dan merusak kemampuan Houthi melakukan serangan-serangan ini," kata Kirby.
Baca Juga: Pemimpin Houthi Ledek Biden yang Pusing Serangannya Tak Berefek: Kehormatan Berhadapan dengan AS
Houthi mengatakan serangan mereka bertujuan untuk memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan perang mematikan mereka di Jalur Gaza, yang telah membantai setidaknya 24.000 warga sipil Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Sekitar 1.200 tewas dalam serangan Hamas dan ratusan lainnya dibawa kembali ke Gaza sebagai tawanan.
AS dan Inggris seminggu terakhir meluncurkan serangan udara terhadap target-target Houthi sebagai balasan terhadap serangan tersebut, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan gelombang inflasi dan gangguan rantai pasok global.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press