Kesaksian Tukang Gali Kubur Gaza Makamkan Anak-Anak: Saya Belum Pernah Lihat Kekejaman seperti Ini
Kompas dunia | 12 November 2023, 07:30 WIBKOTA GAZA, KOMPAS.TV - Pemakaman massal menjadi solusi terakhir warga Gaza yang dihadapkan pada jumlah korban yang luar biasa seiring serangan rudal dan artileri Israel memasuki bulan kedua.
Tragedi terus meruncing, mengungkap lebih banyak kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Sabtu (11/11/2023).
Saadi Baraka, seorang tukang gali kubur senior Palestina berusia 63 tahun, berbicara tentang penderitaannya karena harus mengubur jasad anak-anak dan perempuan dalam jumlah besar sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.
Meskipun menghabiskan hidupnya di profesi pemakaman, ia mengatakan apa yang sedang ia saksikan saat ini "tidak dapat dibandingkan" dengan apa pun di masa lalu. Ia bahkan sampai tak dapat tidur atau makan sebagai akibatnya.
Meskipun semua upaya untuk menggambarkan perang adalah untuk memusnahkan Hamas, kenyataannya adalah, menurut angka resmi, mayoritas populasi Gaza yang terdiri dari perempuan dan anak-anaklah yang jadi korban serangan Israel.
Saadi Baraka menceritakan kenapa akhirnya warga Gaza harus memilih memakamkan korban pembunuhan Israel secara massal.
"Kami terpaksa melakukan ini (pemakaman massal). Tidak ada tempat untuk menampung jumlah jenazah setiap hari, dan tidak ada blok (plat semen yang ditempatkan di atas mayat di makam). Semuanya sudah habis di Gaza,” kata Baraka.
"Saya belum pernah melihat, sampai sekarang pun, kejahatan seperti ini terhadap anak-anak, perempuan dan lansia, bahkan dalam rezim Nazi yang mereka bicarakan,” katanya.
Baca Juga: Kondisi Gaza Kian Mengerikan, Arab Saudi Gelar KTT Darurat Gabungan untuk Putuskan Aksi Bersama
"Kemarin, saya mengubur hampir 600 korban tewas, lebih banyak daripada yang saya kubur dalam lima tahun terakhir. Saya belum pernah melihat kekejaman seperti ini. Mayoritas dari yang saya kubur adalah perempuan dan anak-anak,'' katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu