Ultimatum AS Agar Israel Gencatan Senjata di Gaza, Jika Tidak Hizbullah Akan Mobilisasi Pasukan
Kompas dunia | 2 November 2023, 23:06 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Pemimpin Hizbollah di Lebanon, Sheikh Hassan Nasrallah, memberikan ultimatum kepada AS melalui perantara untuk mengakhiri operasi militer Israel di Gaza pada tanggal 3 November, demikian laporan surat kabar Kuwait Al-Jarida, yang mengutip sumber diplomatik Iran seperti laporan TASS, Kamis, (2/11/2023).
Menurut laporan tersebut, jika AS gagal memenuhi tuntutan tersebut, Sheikh Nasrullah akan umumkan "mobilisasi umum unit Syiah untuk perang melawan Israel dan meluncurkan operasi militer melawan Israel dari semua arah."
Al-Jarida mencatat pemimpin Hezbollah menyetujui ultimatum ini dengan Brigadir Jenderal Esmail Qaani, kepala Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, yang tiba di ibu kota Lebanon, Beirut, hari Selasa, (31/10/2023).
Menurut laporan tersebut, Jenderal Qaani sebelumnya dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan sekutu regional Tehran mungkin akan kehilangan dukungan populer jika mereka gagal "bergabung dalam perjuangan untuk mendukung rakyat Palestina."
Pasukan darat Israel terus melaju menuju Kota Gaza sementara upaya diplomatik semakin intens untuk setidaknya menghentikan perang di Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengusulkan "jeda" kemanusiaan dan diharapkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan kembali ke wilayah tersebut pada hari Jumat. Negara-negara Arab, termasuk yang bersekutu dengan AS dan damai dengan Israel, telah menyatakan kekhawatiran yang meningkat terhadap perang tersebut.
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 9.000, Ribuan Anak Diduga Terkubur Reruntuhan
Pembukaan perlintasan perbatasan Rafah, yang memungkinkan ratusan pemegang paspor asing dan warga Palestina terluka meninggalkan Gaza, menyusul berbulan-bulan pembicaraan antara Mesir, Israel, AS, dan Qatar, yang menjadi mediator dengan Hamas.
Kementerian Kesehatan palestina di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan israel sejak 7 Oktober lalu yang tercatat mencapai 9.061 per Kamis (2/11/2023), termasuk 3.760 anak-anak.
Seorang pejabat kementerian menyebut 256 warga sipil terbunuh serangan Israel dalam kurun 24 jam terakhir. Ribuan orang pun masih dinyatakan hilang, diduga terkubur reruntuhan di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press