PM Israel Netanyahu Tegaskan Tidak Akan Setuju Gencatan Senjata, "Ini Waktunya Berperang"
Kompas dunia | 31 Oktober 2023, 07:34 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Senin (30/10/2023) mengatakan Israel tidak akan setuju gencatan senjata di Gaza, di mana pengeboman udara besar-besaran telah terus berlanjut selama tiga minggu, seraya tiba-tiba mengutip perjanjian lama bahwa "ini adalah waktu untuk berperang," kata pemimpin negara zionis itu.
"Bapak dan Ibu, Alkitab mengatakan 'ada waktunya untuk perdamaian dan ada waktunya untuk berperang.' Ini adalah waktu berperang. Perang untuk masa depan kita bersama," kata Netanyahu dalam bahasa Inggris pada konferensi pers yang diselenggarakan untuk media asing seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, (31/10/2023).
Ia mengatakan Israel tidak akan setuju "gencatan senjata dengan Hamas setelah serangan mengerikan" pada 7 Oktober, persis seperti Amerika Serikat tidak melakukannya setelah pemboman Pearl Harbor atau setelah serangan 9/11.
Sebelumnya, Netanyahu mengaitkan teori orang Amalek, sebuah suku yang disebut dalam Taurat, untuk membenarkan tindakannya di wilayah Palestina yang terkepung.
Pasukan Israel memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza, yang mengalami serangan udara tanpa henti sejak serangan mendadak oleh Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan ia tidak punya rencana mengundurkan diri, meskipun ada protes publik atas serangan mengerikan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.500 warga Israel dan memicu perang Israel-Hamas saat ini.
Baca Juga: Di Tengah Gempuran Israel, Begini Perjuangan Petugas Medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Netanyahu ditanya dalam konferensi pers hari Senin apakah ia telah mempertimbangkan untuk mundur, "Satu-satunya hal yang ingin saya pensiunkan adalah Hamas. Kami akan mengundurkannya ke tempat sampah sejarah," kata Netanyahu. "Itu adalah tujuan saya. Itu adalah tanggung jawab saya." tegasnya.
Netanyahu saat mengatakan tidak akan setuju gencatan senjata menekankan bahwa itu akan setara "menyerah kepada Hamas, menyerah kepada terorisme, menyerah kepada barbarisme. Itu tidak akan terjadi."
Ia mengatakan Hamaslah yang bertanggung jawab atas tingginya jumlah kematian di Gaza, menuduh kelompok itu menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Anadolu