Mantan Menteri Israel Sebut Tel Aviv Seharusnya Tidak Balas Dendam di Gaza
Kompas dunia | 23 Oktober 2023, 18:12 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Mantan Menteri Kehakiman Israel Yossi Beilin menyebut Israel seharusnya tidak mencari "balas dendam" di Gaza.
Menurut Beilin, serangan Israel yang ditargetkan ke Gaza tidak seharusnya menjadi upaya balas dendam kepada Palestina.
"Balas dendam seharusnya bukanlah target dari setiap serangan Israel," kata Beilin kepada Al Jazeera, Senin (23/10/2023).
"Perasaan di Israel, seperti yang Anda ketahui, adalah mengerikan dan sedih. Saya dapat memahami bahwa orang ingin balas dendam, tetapi pemerintah tidak perlu membalas dendam," ujarnya.
Lebih lanjut, Beilin menjelaskan tujuan utama dari serangan yang akan dilancarkan Israel adalah untuk menggantikan kepemimpinan Hamas di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan berada di bawah blokade sejak 2007.
Dia berpendapat jika tidak ada kepemimpinan Hamas di Gaza dan struktur Arab lainnya, seperti Otoritas Palestina atau Liga Arab, kekerasan seharusnya bisa diakhiri.
"Saya tidak akan mendukung gencatan senjata saat ini. Sudah cukup baik untuk memiliki gencatan senjata kemanusiaan selama beberapa jam untuk memberikan air, makanan, dan kebutuhan medis bagi warga Palestina di Gaza. Saya percaya kita harus menghapus kepemimpinan Hamas," tambahnya.
Baca Juga: China Desak Gencatan Senjata di Gaza, Siap Bantu Perundingan Damai Israel-Palestina
Seperti yang diketahui, serangan Israel ke Gaza dilakukan setelah Hamas melakukan serangan ke Israel yang menewaskan setidaknya 1.400 orang.
Israel kemudian melakukan pengeboman di berbagai wilayah di Gaza, yang dihuni lebih dari dua juta orang yang terperangkap akibat blokade total Israel sejak 2007.
Hingga saat ini setidaknya 4.651 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.
Terkait serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan ia juga bertanggung jawab atas kegagalan pemerintah mengantisipasi hal tersebut.
"Saya menjabat sebagai perdana menteri selama 12 bulan. Ada hal-hal yang tidak sempat saya lakukan, dan kemudian pemerintahan jatuh. Tentu saja saya bertanggung jawab," kata Bennett, dikutip oleh Times of Israel.
Serangan Hamas tersebut dianggap sebagai salah satu kegagalan terbesar intelijen Israel.
Beberapa pejabat senior Israel, termasuk Kepala Angkatan Darat Herzi Halevi dan Kepala Dinas Keamanan Ronen Bar telah mengakui tanggung jawab atas serangan Hamas tersebut.
Sebuah jajak pendapat oleh surat kabar Maariv menunjukkan, hampir 70 persen dari mereka yang memilih Partai Likud, partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam pemilihan terakhir ingin Netanyahu berbicara secara publik tentang serangan tersebut.
Baca Juga: Salahkan Netanyahu, Eks PM Israel Berang Hamas Bisa Menyerang: Rakyat Tak Percaya Lagi padanya
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera