> >

Salahkan Netanyahu, Eks PM Israel Berang Hamas Bisa Menyerang: Rakyat Tak Percaya Lagi padanya

Kompas dunia | 23 Oktober 2023, 15:40 WIB
Tentara Israel tengah beriringan memasuki Gaza dengan tank, Selasa (17/10/2023). (Sumber: AP Photo/Ariel Schalit)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Eks Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Barak berang dan menyalahkan Benjamin Netanyahu sehingga Hamas bisa menyerang negara zionis itu.

Barak yang merupakan mantan pejabat militer, politik dan intelijen Israel menyebut kepemimpinan Netanyahu telah dipertanyakan oleh rakyatnya.

Ia menegaskan Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalan memimpin pemerintahan yang disfungsional dan berujung pada penyerangan Hamas.

Baca Juga: 18 Jurnalis Palestina Terbunuh di Gaza Gegara Serangan Israel, Pelanggaran Berat Hukum Internasional

Barak pun menyebut serangan Hamas pada 7 Oktober lalu sebagai pukulan paling telak sejak Israel berdiri.

“Saya tak percaya bahwa orang-orang percaya pada Netanyahu untuk memimpin ketika ia membawa beban peristiwa dahsyat yang baru saja terhadap di bawah masa jabatannya,” kata Barak dilansir dari The Guardian.

Barak yang memimpin pemerintahan Israel dari 1999 hingga 2001 itu menegaskan bahwa Netanyahu harus segera mundur.

Pernyataan Barak itu muncul di balik meningkatnya kekhawatiran atas usaha pemerintah Israel membebaskan beberapa sandera yang ditahan Hamas di Gaza.

Beberapa keluarga dari orang-orang yang disandera memohon pemerintah untuk menegosiasikan pembebasan sebelum menyerang Gaza.

Sementara yang lainnya menegaskan, operasi militer untuk menghancurkan kepemimpinan Hamas menjadi satu-satunya solusi, meski membahayakan keselamatan sandera.

Barak pun bersuara terkait masalah sandera yang saat ini masih belum selesai.

“Sandera adalah masalah besar, salah satu yang menjadi perhatian pemimpin dan rakyat kita, tetapi pada saat yang sama ada keperluan untuk menghabisi kemampuan militer Hamas, dan peranannya sebagai pemimpin Gaza,” katanya.

Baca Juga: Perang Hamas-Israel di Gaza, Satu Tentara Israel Tewas Ditembak Rudal Anti-Tank

Ia pun menggambarkan serangan Hamas, yang menghabisi sekitar 1.400 warga Israel sebagai sebuah kegagalan besar.

“Jelas sekali ini adalah kelalaian dan kegagalan di beberapa tingkatan. Kegagalan intelijen kami mengikuti persiapan yang dilakukan selama setahun terakhir, mungkin lebih lama lagi,” ujarnya.

“Tak mudah untuk memutuskan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi yang pasti masyarakat kehilangan kepercayaan, baik terhadap tentara maupun pemimpin politik,” tuturnya.

 

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU