Suplai Air Belum Ada di Gaza Selatan, Israel Berkilah Hanya di Titik Tertentu Tanpa Informasi Apapun
Kompas dunia | 16 Oktober 2023, 06:59 WIBKHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Persediaan air telah habis di berbagai shelter PBB di seluruh Gaza, Palestina, hari Minggu, (15/10/2023) ketika ribuan orang memadati halaman rumah sakit terbesar di wilayah yang dikepung. Sementara klaim Israel kepada Amerika Serikat bahwa suplai air sudah kembali dibuka di Gaza Selatan.
Dokter-dokter yang terlalu kewalahan berusaha merawat pasien-pasien, khawatir mereka akan meninggal begitu bahan bakar generator habis.
Penasehat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, mengatakan kepada CNN pada hari Minggu (15/10/2023), pejabat Israel memberitahunya bahwa mereka telah menghidupkan kembali pasokan air di selatan Gaza, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Minggu (15/10/2023).
Menteri Energi dan Air Israel, Israel Katz, hari Minggu, (15/10/2023) mengatakan air telah dipulihkan di "titik tertentu" di Gaza, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Para pekerja bantuan di Gaza mengatakan mereka belum melihat bukti air kembali mengalir, dan juru bicara pemerintah Gaza mengatakan hal yang sama.
Warga sipil Palestina di seluruh Gaza, yang sudah lama terpukul oleh tahun-tahun konflik, berjuang untuk bertahan hidup pada hari Minggu di hadapan operasi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah ini setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.300 orang Israel, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Baca Juga: AS Klaim Israel Mulai Pulihkan Pasokan Air ke Gaza Selatan Saat Warga Mulai Tiba dari Utara
Israel memutus pasokan makanan, obat-obatan, air, dan listrik ke Gaza, melakukan serangan udara di berbagai wilayah, dan memerintahkan sekitar 1 juta penduduk wilayah utara untuk melarikan diri ke selatan menjelang serangan Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 2.300 warga Palestina tewas sejak pertempuran pecah akhir pekan lalu.
Kelompok-kelompok bantuan meminta perlindungan untuk lebih dari 2 juta warga sipil di Gaza dan mendesak pembukaan koridor darurat untuk transfer bantuan kemanusiaan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press