Selama 6 Hari, Israel Jatuhkan 4.000 Ton Bom di Gaza dan Tewaskan Hampir 1.500 Jiwa
Kompas dunia | 12 Oktober 2023, 22:55 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel telah menjatuhkan sekitar 6.000 bom dengan berat total sekitar 4.000 ton di Jalur Gaza dalam waktu enam hari sejak Sabtu (7/10/2023). Melansir Al Jazeera, hal tersebut disampaikan militer Israel melalui media sosial pada Kamis (12/10/2023).
Bombardir Israel di Gaza per Kamis (12/10) menimbulkan sedikitnya 1.417 korban jiwa. Sebanyak 447 korban jiwa adalah anak-anak, 248 perempuan, dan 10 tenaga kesehatan.
Militer Israel juga dilaporkan turut membombardir setidaknya 14 fasilitas kesehatan Palestina di Gaza. Saluran air dan listrik ke Gaza pun terputus akibat blokade total Israel.
Baca Juga: Bombardir Israel di Gaza Rusak 14 Faskes dan Tewaskan 10 Nakes, 1.448 Orang Palestina Terbunuh
Jurnalis Al Jazeera di Gaza, Jamileh Abu Zanoona melaporkan bahwa enklav tersebut terkena bombardir "non-stop" dari darat, laut, dan udara. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal akibat serangan berturut-turut ini.
"Palestina butuh bantuan medis segera. Kami melihat rekaman mayat-mayat dibaringkan di luar Rumah Sakit Al Shifa (di Gaza) karena tidak ada tempat untuk mereka. Mereka dibaringkan di sebuah tenda di kompleks rumah sakit dua hari lalu karena kamar mayat penuh. Ini katastrofik," kata Jamileh.
"Orang-orang kehilangan harapan bahwa situasi ini bisa lebih baik. Skenario terburuk segera dimulai, dan militer Israel mungkin akan masuk ke Gaza. Itulah mengapa mereka menghancurkan seluruh area di utara (Gaza) untuk masuk," lanjutnya.
Al Jazeera melaporkan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Gaza kini dipenuhi mayat dan korban luka. Bed rumah sakit penuh dan situasi disebut semakin memburuk karena blokade total dan bombardir Israel.
Juru bicara Palang Merah Palestina (PRCS), Nebal Farsakh mengklaim militer Israel sengaja menyasar paramedis. Ia menyebut empat petugas PRCS terbunuh dalam dua serangan udara Israel pada Rabu (11/10).
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Al Jazeera