Serangan Mematikan Israel Tewaskan 19 Orang Keluarga Palestina, Ada Anak-anak dan Perempuan
Kompas dunia | 9 Oktober 2023, 07:50 WIBRAFAH, KOMPAS.TV — Peringatan evakuasi datang tak lama setelah gelap. Kemudian militer Israel melepaskan tembakan tidak jauh dari rumah Nasser Abu Quta di Jalur Gaza Selatan. Abu Quta, 57 tahun, mengira dia dan keluarga besarnya akan aman.
Dia berkumpul bersama kerabatnya di lantai dasar gedung berlantai empat miliknya, bersiap menghadapi dampak buruk di yang terjadi akibat serangan Israel di daerah tersebut. Namun dia tidak menyangka, rumah tempat berlindungnya akan menjadi sasaran serangan Israel.
Dalam sekejap, sebuah ledakan melanda rumahnya tersebut, yang langsung memusnahkan 19 anggota keluarganya, termasuk istri dan sepupunya. Serangan udara tersebut juga menewaskan lima tetangganya yang berdiri di luar kamp pengungsi yang penuh sesak, yang merupakan kumpulan bangunan dan gang.
Serangan udara di Rafah, sebuah kota di selatan perbatasan dengan Mesir, terjadi ketika pasukan Israel mengintensifkan pemboman mereka terhadap sasaran di Jalur Gaza menyusul serangan besar multi-front oleh militan Hamas pada hari Sabtu yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Israel pada hari Minggu malam.
Hamas juga menyandera puluhan warga Israel dan menembakkan ribuan roket ke pusat-pusat pemukiman Israel, meskipun sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome negara itu.
Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Kembali Memanas, Kemenlu Update Kondisi WNI di Gaza
Sejauh ini, gelombang serangan udara telah menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, termasuk puluhan wanita dan anak-anak, berdasarkan laporan pejabat kesehatan pada hari Minggu. Tampaknya ada beberapa serangan udara mematikan serupa terhadap bangunan tempat tinggal yang padat penduduk.
Militer Israel mengatakan pada Sabtu malam bahwa mereka telah menyerang berbagai kantor dan pusat komando Hamas di gedung bertingkat.
Namun Abu Quta tidak mengerti mengapa Israel menyerang rumahnya. “Tidak ada militan di Gedung ini,” tegasnya.
“Ini adalah rumah persembunyian, dengan anak-anak dan perempuan yang berada di dalamnya,” ujar Abu Quta yang masih terguncang karena peristiwa itu.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press