Dibombardir 2.500 Roket, Israel Nyatakan Perang Lawan Hamas
Kompas dunia | 7 Oktober 2023, 18:12 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Pemerintah Israel menyatakan perang lawan organisasi Hamas Palestina usai dibombardir ribuan roket dan diserang milisi pada Sabtu (7/10/2023). Serangan di berbagai front ini mengejutkan Israel dan menewaskan setidaknya 22 orang.
Serangan besar-besaran Hamas diluncurkan ketika Israel tengah memperingati hari raya Simchat Torah. Pasukan Hamas menginfiltrasi perbatasan Israel lewat darat, laut, dan udara.
Serangan Hamas ini dinilai sebagai pertunjukan kekuatan yang tidak disangka-sangka Israel. Sekitar enam jam sejak serangan dimulai, milisi Hamas dilaporkan masih terlibat baku tembak dengan tentara di sejumlah daerah Israel.
Baca Juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Tepi Barat, 4 Orang Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun langsung menyatakan perang lawan Hamas. Netanyahu menetapkan mobilisasi massal dan menjanjikan "tembakan balasan dengan magnitudo yang belum pernah dilihat musuh."
"Kita sedang berperang, bukan operasi atau patroli, tetapi perang. Pagi ini, Hamas meluncurkan serangan pembunuh mengejutkan terhadap Negara Israel dan masyarakatnya. Kita sudah di dalam ini (perang) sejak pagi hari," kata Netanyahu melalui media sosialnya.
Pasukan Israel dilaporkan langsung membalas dengan serangan udara di sejumlah lokasi di Gaza. Dilaporkan terdapat banyak korban di kedua belah pihak, tetapi belum ada detail yang tersedia.
Sebelumnya, Hamas menembakkan sekitar 2.500 roket ke wilayah Israel hingga mencapai Tel Aviv dan Yerusalem. Pasukan Hamas pun menginfiltrasi wilayah Israel di setidaknya tujuh lokasi.
Kombatan Hamas menyusup lewat pagar pembatas dan laut. Bahkan, pasukan Hamas turut menginfiltrasi perbatasan Israel dari udara dengan paraglider.
Belum diketahui kenapa Hamas tiba-tiba meluncurkan serangan besar-besaran ke Israel. Serangan ini diluncurkan usai Tepi Barat memanas beberapa bulan belakangan seiring meningkatnya operasi Israel di kamp-kamp pengungsian Palestina.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press