Dewan Keamanan PBB Setuju Kirim Pasukan Kenya ke Haiti untuk Lawan Geng Kriminal
Kompas dunia | 3 Oktober 2023, 15:48 WIBSAN JUAN, KOMPAS.TV - Pihak Dewan Keamanan PBB setuju mengirim pasukan bersenjata multinasional yang dipimpin oleh Kenya ke Haiti untuk membantu melawan geng kriminal.
Inilah kali pertama selama hampir 20 tahun pasukan akan dikerahkan ke negara Karibia yang dilanda kekacauan.
Resolusi yang disusun oleh Amerika Serikat dan Ekuador ini disetujui dengan 13 suara mendukung dan dua abstain yaitu dari China dan Federasi Rusia, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (3/10/2023).
Resolusi tersebut memberi wewenang kepada pasukan untuk dikerahkan selama satu tahun dengan peninjauan setelah sembilan bulan.
Misi non-PBB ini akan didanai melalui sumbangan sukarela, dan AS berjanji hingga $200 juta.
Pemungutan suara itu diadakan hampir satu tahun setelah perdana menteri Haiti meminta pengiriman segera pasukan bersenjata.
Karena hal ini diharapkan dapat meredakan lonjakan kekerasan geng dan mengembalikan keamanan, sehingga Haiti dapat mengadakan pemilu yang sudah lama tertunda.
Sejauh ini, Polisi Nasional Haiti berjuang dalam perang melawan geng.
Mereka berjumlah sekitar 10.000 petugas aktif di negara dengan lebih dari 11 juta penduduk.
"Lebih dari sekadar pemungutan suara sederhana, ini sebenarnya merupakan ungkapan solidaritas dengan penduduk yang sedang menderita," kata Jean Victor Généus, Menteri Urusan Luar Negeri Haiti.
"Ini adalah tanda harapan bagi orang-orang yang telah menderita terlalu lama," imbuhnya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken baru-baru ini mengatakan, misi keamanan ke Haiti dapat dikerahkan dalam beberapa bulan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Kenya, Alfred Mutua pekan lalu mengatakan, pasukan itu dapat dikerahkan dalam waktu dua hingga tiga bulan, atau mungkin awal Januari.
Dia juga mencatat perwira kunci pasukan sedang belajar bahasa Prancis.
Beberapa jam setelah pemungutan suara, Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry berterima kasih kepada Dewan Keamanan PBB, sekretaris jenderal PBB, Kenya, dan negara-negara lain yang setuju untuk bergabung dalam pasukan tersebut.
Ia pun mengatakan, "Lonceng pembebasan berbunyi. Kami tidak bisa menunggu lebih lama!," ujarnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press