Korban Tewas Gempa Maroko Tembus 1.000 Orang, Bangunan Bersejarah Banyak yang Rusak Berat
Kompas dunia | 9 September 2023, 22:40 WIBMARRAKECH, KOMPAS.TV - Korban tewas gempa bumi langka dan dahsyat di Maroko tercatat menembus 1.000 orang. Setidaknya 1.037 orang tewas hingga pukul 22.00 WIB dan 1.204 orang lainnya terluka, menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Maroko Sabtu pagi waktu setempat (9/9/2023). Dari yang terluka, kementerian menulis, 721 orang dalam kondisi kritis.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah saat tim penyelamat berjuang untuk mencapai daerah terpencil yang paling parah terkena dampak di sebagian besar di Marrakesh dan lima provinsi di dekat pusat gempa.
Episentrum gempa berada di dekat Kota Ighil di Provinsi Al Haouz, sekitar 70 kilometer selatan Marrakesh. Al Haouz dikenal dengan desa-desa dan lembah-lembah yang tersembunyi di Pegunungan High Atlas, serta desa-desa yang dibangun di lereng gunung.
Badan Geologi Amerika Serikat USGS mengatakan, gempa tersebut punya magnitudo (M) awal 6,8 saat terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat dengan guncangan yang berlangsung beberapa detik.
USGS melaporkan gempa susulan M4,9 terjadi 19 menit kemudian. Tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, yang membuat gempa bumi lebih berbahaya.
Gempa bumi Jumat dirasakan hingga ke Portugal dan Aljazair, menurut Institut Portugis untuk Laut dan Atmosfera dan Badan Pertahanan Sipil Aljazair, yang mengawasi tanggapan darurat.
Gempa bumi relatif jarang terjadi di Afrika Utara. Lahcen Mhanni, Kepala Departemen Pemantauan dan Peringatan Gempa Bumi di Institut Geofisika Nasional, mengatakan kepada TV 2M bahwa gempa bumi ini adalah yang terkuat yang pernah tercatat di wilayah ini.
Baca Juga: Jokowi Ucapkan Belasungkawa untuk Ratusan Korban Gempa Maroko
Gempa bumi M6,8, yang terbesar yang pernah terjadi di negara Afrika Utara ini dalam 120 tahun terakhir, membuat warga berlarian ketakutan dan tidak percaya di jalan-jalan yang gelap hari Jumat malam. Salah seorang pria mengatakan piring-piring dan hiasan dinding mulai jatuh, kemudian orang-orang ikut terjatuh.
Warga terlihat berkumpul di jalan-jalan kota bersejarah Marrakesh, takut untuk kembali ke dalam bangunan yang mungkin masih tidak stabil. Banyak dari mereka membungkus diri dengan selimut saat mencoba tidur di luar.
Gempa ini meruntuhkan dinding-dinding yang terbuat dari batu dan batu bata yang tidak dirancang untuk menahan gempa, menutupi seluruh komunitas dengan puing-puing. Tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menemukan korban yang tertimbun di reruntuhan-reruntuhan berdebu.
Sebuah tenda yang biasanya digunakan untuk perayaan sedang dipasang untuk tempat perlindungan di lapangan warga pegunungan miskin Moulay Brahim, di mana rumah-rumah yang terbuat dari tanah liat dan batu bata sebagian besar dibiarkan tidak dihuni.
Banyak yang terlihat menangis saat menelepon orang yang mereka cintai tentang kehilangan anak-anak mereka. Jenazah yang ditutupi selimut tergeletak di pusat kesehatan di sebelah masjid sambil dokter mengeluarkan serpihan-serpihan dari kaki orang dan merawat luka-luka permukaan.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa," kata Hamza Lamghani, yang kehilangan lima sahabat terdekatnya.
Sebagai tanda besarnya skala bencana ini, Raja Mohammed VI Maroko memerintahkan angkatan bersenjata untuk memobilisasi aset udara dan darat, tim pencarian dan penyelamatan khusus, dan rumah sakit lapangan dengan dokter bedah, menurut pernyataan dari militer.
Baca Juga: Pernah Merasakan Gempa Hebat, Relawan Suriah Siap Bantu Maroko
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press