Musim Panas Tahun Ini Catat Rekor Suhu Panas Tinggi Bumi Sepanjang Masa!
Kompas dunia | 7 September 2023, 05:15 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Bumi melalui musim panas yang paling panas yang pernah diukur secara modern di Belahan Bumi Utara. Agustus menjadi musim panas paling brutal dan mematikan dalam sejarah yang diumumkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia WMO.
Agustus adalah bulan kedua paling panas yang pernah diukur, hanya kalah oleh Juli 2023. Hal itu diungkap WMO dan layanan iklim Eropa Copernicus, Rabu (6/9/2023), seperti dilansir Associated Press.
Suhu Agustus berada sekitar 1,5 derajat Celsius lebih hangat dari rerata pra-industri, yang merupakan ambang batas pemanasan yang dihindari dunia agar jangan sampai terlampaui. Tetapi, ambang batas kenaikan 1,5 derajat Celsius adalah selama beberapa dekade, bukan hanya satu bulan, sehingga para ilmuwan tidak menganggap bahwa melewati ambang batas tersebut dalam waktu singkat adalah signifikan.
Lautan dunia, lebih dari 70% permukaan Bumi, mencatat suhu rerata terpanas yang pernah diukur, hampir 21 derajat Celsius, mencatatkan rekor suhu tinggi selama tiga bulan berturut-turut, kata WMO dan Copernicus.
"Saat-saat musim panas bukan hanya menyalak, mereka menggigit," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan. "Kegagalan iklim telah dimulai."
Sejauh ini, tahun 2023 adalah tahun kedua terpanas yang pernah tercatat, setelah tahun 2016, menurut Copernicus.
Para ilmuwan menyebut perubahan iklim yang semakin hangat dituding akibat aktivitas manusia dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam dengan dorongan tambahan dari El Nino alami, yaitu pemanasan sementara beberapa bagian Samudra Pasifik yang mengubah cuaca di seluruh dunia.
Biasanya, El Nino, yang dimulai lebih awal tahun ini, menambah panas tambahan pada suhu global, tetapi lebih kuat pada tahun kedua.
Baca Juga: Suhu Bumi Makin Panas! Juli Dilewati dengan Sangat Terik, Ilmuwan Catat Sebagai Rekor Bulan Terpanas
Klimatolog Andrew Weaver mengatakan angka-angka yang diumumkan oleh WMO dan Copernicus tidak mengejutkan, seraya meratapi bagaimana pemerintah tampaknya tidak serius dalam menghadapi masalah pemanasan global.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press