Afrika Terancam Kelaparan, Semakin Buruk Karena Tak Dapat Pasokan Makanan dari Ukraina
Kompas dunia | 21 Juli 2023, 11:08 WIBDADAAB, KOMPAS.TV – Kerawanan pangan global semakin mengancam dunia, dan semakin diperparah dengan adanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Rusia menarik diri dari kesepakatan untuk menjaga ekspor gandum dari Ukraina, bahkan menyerang Odesa yang merupakan kota pelabuhan untuk ekspor biji-bijian Ukraina ke berbagai negara di seluruh dunia. Ancaman kelaparan mulai terlihat di berbagai negara, terutama di negara-negara Afrika.
Abdikadir Omar terjebak di sebuah kota yang dikuasai ekstremis di Somalia selama bertahun-tahun hingga bulan Mei lalu, ketika dia akhirnya bisa melarikan diri ke Kenya untuk mencari makanan dan keamanan.
Di Kenya, dia menemukan kedamaian, namun tidak makanan. Dia berdiri di dekat jagung layu yang dia coba tanam di sekitar tempat berlindung di salah satu kamp pengungsi terbesar di dunia, Daadab.
Mereka termasuk di antara 135.000 pengungsi baru yang tiba di Dadaab dalam beberapa bulan terakhir dan akhirnya diizinkan mengakses bantuan makanan ketika pemerintah Kenya melanjutkan pendaftaran pengungsi baru.
Baca Juga: Rusia Cabut dari Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Ukraina, Ini Dampaknya bagi Indonesia dan Dunia
Namun kini jatah makanan mereka dipotong dari 80 persen kebutuhan nutrisi harian minimum menjadi 60persen karena berkurangnya dana donor. Donor dengan cepat memunculkan kelaparan di tempat-tempat seperti Somalia, ketika Rusia mengakhiri kesepakatan biji-bijian. Pada bulan Mei, konferensi donor tingkat tinggi untuk Kenya, Somalia dan Ethiopia mengumpulkan kurang dari 3 miliar Dollar AS dari 7 miliar Dollar AS yang dibutuhkan untuk bantuan kemanusiaan.
“Kamp-kamp pengungsi seperti Dadaab, terutama di Afrika, akan mengalami pemotongan bantuan lebih lanjut karena tindakan Rusia,” ujar direktur eksekutif WFP, Cindy McCain, seperti dikutip dari Associated Press. Di bawah kesepakatan yang baru saja berakhir, World Food Programme (WFP) mendapatkan 80 persen pasokan gandum globalnya dari Ukraina.
"Akan ada kelangkaan makanan yang serius dan, dalam beberapa kasus, tapi ada juga negara yang tidak terdampak dari kejadian ini," katanya.
"Keluarga yang biasanya menyiapkan makanan tiga kali sehari, sekarang telah berkurang untuk menyiapkan makanan dua kali sehari atau bahkan satu kali makan sehari, dan itu cukup ekstrem," kepala program WFP di Dadaab, Colin Buleti.
Satu keluarga menerima jatah bulanan berupa sorgum, beras, kacang-kacangan, jagung, dan minyak sayur, di samping bantuan tunai untuk membeli produk segar sebesar 3 Dollar AS.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press