Kekerasan Gangster Berujung Pembantaian, Honduras Bakal Bikin Pulau Penjara untuk Bos Geng
Kompas dunia | 19 Juli 2023, 19:47 WIBTEGUCIGALPA, KOMPAS.TV - Pemerintah Honduras berencana membuat sebuah pulau penjara untuk menahan bos-bos gangster paling ditakuti di negara itu. Langkah ini diambil pemerintahan Presiden Xiomara Castro menyusul pembantaian 46 orang di penjara perempuan pada Juni lalu.
Castro, dulunya berjanji mengatasi kekerasan gangster dengan reformasi sistemik, kini menggunakan pendekatan lebih keras untuk mengatasi kekerasan terkait geng seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan pemerasan di Honduras.
Xiomara Castro berjanji pihaknya akan "mengambil langkah drastis" untuk memberantas gangster Barrio 18 dan Mara Salvatrucha (MS-13) yang telah meneror Honduras selama bertahun-tahun. Sekitar 2.000 bos gangster sedianya akan ditahan di pulau penjara terisolir Honduras.
Castro mulai berjanji mengubah strateginya usai perang geng di penjara perempuan menghasilkan pembantaian 46 orang. Sebagian korban dalam peristiwa tersebut ditembak atau dibacok hingga mati. Sebagian lain terkurung di sel dan dibakar hidup-hidup.
Baca Juga: Ada Pertempuran Geng di Penjara Wanita Honduras: 41 Tewas, Penyebab Masih Diselidiki
Pemerintahan Castro hendak membangun sebuah penjara terisolir di salah satu pulau kepulauan Islas del Cisne. Kepulauan ini terletak sekitar 250km dari pesisir daratan utama Honduras.
Apabila selesai dibangun, Islas del Cisne pun bakal menjadi satu-satunya pulau penjara aktif di Belahan Bumi Barat. Sebelumnya, negara-negara Amerika Latin umum memiliki fasilitas pulau penjara. Namun, pulau penjara terakhir di Amerika Latin ditutup pada 2019 silam.
Panglima militer Honduras, Jose Jorge Fortin menyebut pulau penjara di Islas del Cisne bakal melumpuhkan operasi gangster. Satu-satunya moda komunikasi yang bisa digunakan di pulau itu adalah telepon satelit. Pelarian pun diyakini bakal sulit karena jarak Islas del Cisne membutuhkan sehari perjalanan dengan kapal motor.
"Ini adalah tempat terjauh yang bisa digunakan. Jadi para pemimpin geng ini akan merasakan tekanannya sesampainya di pulau," kata Fortin dikutip Associated Press, Rabu (19/7/2023).
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press