Barat Mulai Akui Senjata dan Taktik Terbaru Rusia Bikin Runyam Serangan Balik Ukraina
Kompas dunia | 13 Juni 2023, 19:47 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina sedang menguji pertahanan pasukan Rusia, seiring musim semi berubah menjadi musim panas di tahun kedua peperangan. Pasukan Kiev menghadapi musuh yang pernah membuat kesalahan dan mengalami kemunduran dalam perang yang berlangsung selama 15 bulan. Namun, para analis mengatakan Moskow belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut dan meningkatkan kinerja senjata dan keterampilannya.
Rusia membangun pertahanan yang sangat kuat sepanjang garis depan sepanjang 1.000 kilometer, menyempurnakan senjata elektroniknya untuk mengurangi keunggulan drone tempur Ukraina dan mengubah bom berat dari gudang senjata masa Perang Dingin menjadi amunisi presisi yang mampu menghantam target tanpa membahayakan pesawat tempurnya.
Taktik Rusia yang berubah bersamaan dengan peningkatan jumlah pasukan dan senjata yang ditingkatkan dapat membuat Ukraina menghadapi kesulitan dalam mencapai kemenangan yang tegas dan cepat, mengancam untuk menjadikannya pertempuran panjang yang berlarut-larut.
Jenderal Mark Milley, Ketua Gabungan Staf AS, mengatakan dalam wawancara dengan The Associated Press, Selasa (13/6/2023), bahwa meskipun militer Ukraina punya persiapan yang baik, namun seiring berjalannya waktu, "ini akan menjadi pertempuran bolak-balik untuk waktu yang cukup lama".
Pada minggu lalu, perhatian sebagian besar tertuju pada banjir yang menghancurkan di selatan Ukraina yang disebabkan oleh runtuhnya bendungan Kakhovka, di mana Ukraina dan Rusia saling tuding sebagai pelaku.
Pada saat yang sama, pasukan Ukraina melancarkan serangkaian serangan di beberapa bagian garis depan yang sejauh ini hanya membuat kemajuan kecil melawan pertahanan Rusia yang berlapis-lapis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu lalu mengatakan tindakan kontraofensif atau serangan balik dan pertahanan sedang dilakukan terhadap pasukan Rusia. Ia menegaskan komandannya punya "pikiran positif" tentang keberhasilannya. Pihak berwenang Ukraina belum mengumumkan dimulainya serangan balik skala penuh.
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan balik Ukraina telah dimulai, tetapi Ukraina gagal membuat kemajuan apa pun dan menderita kerugian "signifikan".
Baca Juga: Megawati: Putin Dulu Biarkan Ukraina Merdeka dari Uni Soviet, tapi Mereka Malah Dekat ke NATO
Sir Richard Barrons, seorang jenderal pensiunan yang memimpin Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Inggris, mengatakan militer Rusia membangun garis pertahanan "baku" dan menyesuaikan taktiknya setelah mundur terburu-buru dari wilayah Kharkiv dan Kherson pada musim gugur tahun lalu dalam serangan cepat Ukraina.
Dia menunjukkan kemampuan Rusia yang meningkat untuk melawan dan menggunakan drone, dan juga mencatat bahwa Moskow belajar untuk menjaga aset kunci seperti markas komando dan gudang amunisi agar tidak berada dalam jangkauan artileri Ukraina.
"Dan mereka meningkatkan kemampuan untuk menembak artileri dan tank Ukraina ketika mereka melihatnya," katanya kepada AP. "Jadi jika semuanya digabungkan, semua orang tahu ini akan menjadi pertempuran yang lebih sulit daripada Kherson atau Kharkiv pada musim gugur tahun lalu.
"Mereka masih menggunakan kedua keberhasilan tersebut, dan itu adalah keberhasilan, sebagai patokan, yang menurut saya tidak adil dan tidak masuk akal dalam keadaan seperti ini," katanya.
Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan untuk melindungi garis depan yang panjang, meskipun banyak di antara mereka mungkin kurang terlatih, katanya.
Pada awal perang, konvoi militer Rusia terbentang bermil-mil jauhnya, sehingga menjadi mangsa mudah bagi artileri dan drone Ukraina dalam upaya merebut Kiev yang gagal, yang dianggap sebagai kesalahan besar.
Rudal Ukraina juga menenggelamkan kapal penjelajah Moskva, kapal utama Armada Laut Hitam Rusia dalam pukulan besar bagi kebanggaan Moskow; roket Kiev meluluhlantakkan gudang amunisi dan markas komando Rusia; dan pasukan Kremlin dengan terburu-buru mundur dari wilayah-wilayah besar di timur dan selatan pada musim gugur.
Meskipun mengalami kemunduran tersebut, Rusia mempertahankan sebagian besar wilayah Ukraina yang ditaklukkan pada awal serangan. Bulan lalu, mereka mengeklaim mengendalikan kota timur Bakhmut setelah pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam perang ini.
Baca Juga: Prasyarat Damai Tak Terpenuhi, Kremlin Tolak Dialog dengan Ukraina
Namun, kelemahan mendasar Rusia tetap ada.
Pasukan Rusia terus mengalami rendahnya moral, kekurangan amunisi, dan koordinasi antara unit-unit tetap buruk. Pertengkaran sengit pecah antara staf militer dan kontraktor militer swasta Wagner, yang mengerahkan puluhan ribu tentara bayaran ke medan perang untuk memimpin pertempuran di Bakhmut.
Faktor utama yang masih membatasi kemampuan Rusia adalah keputusannya untuk tidak mendorong pesawat tempurnya masuk ke dalam wilayah Ukraina setelah mengalami kerugian besar pada tahap awal perang.
Upaya mereka untuk melumpuhkan pertahanan udara Ukraina telah gagal. Berkat pasokan senjata Barat, Ukraina sekarang menjadi tantangan yang lebih tangguh bagi pesawat Rusia.
Ahli militer Ukraina Oleh Zhdanov mencatat Moskow tetap punya keunggulan jumlah pasukan dan senjata, meskipun punya kelemahan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press