China Capai Kesepakatan Rahasia Jadikan Kuba Markas Mata-Mata, Respons AS Mengejutkan
Kompas dunia | 9 Juni 2023, 09:57 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - China disebut capai kesepakatan rahasia menjadikan Kuba sebagai markas mata-mata.
Negeri Tirai Bambu itu juga dilaporkan akan membangun fasilitas mata-mata elektronik di negara kepulauan yang hanya berjarak 160km dari Florida, Amerika Serikat (AS).
Mengenai kesepakatan rahasia China dan Kuba tersebut diungkapkan oleh Wall Street Journal.
Meski begitu, Pemerintah AS dan Kuba menegaskan meragukan laporan tersebut.
Baca Juga: Pangeran Harry Tuntut Surat Kabar, Mantan Reporter Daily Mirror Diinterogasi di Persidangan
Menurut Wall Street Journal dikutip dari The Guardian, Kamis (8/6/2023), fasilitas mata-mata itu akan membuat Beijing mampu mengumpulkan komunikasi elektronik dari bagian tenggara AS, yang merupakan tempat dari banyak markas militer.
Selain itu juga mengawasi lalu lintas kapal yang ada di perairan wilayah tersebut.
Menurut Wall Street Journal, pejabat Kuba mengungkapkan negara tersebut telah mencapai kesepakatan secara prinsip dengan China haeus membayar Kuba miliaran dolar untuk mengizinkan stasiun mata-mata.
Juru Bicara Gedung Putih untuk Dewan Keamanan Nasional, John Kirby meragukan laporan tersebut.
“Kami telah melihat laporan tersebut. Itu tidaklah akurat,” ujarnya tanpa mengungkapkan secara spesifik apa yang dipikirnya tak benar.
Ia mengatakan AS memang telah memiliki kekhawatiran atas hubungan China dengan Kuba, dan terus memperhatikannya dari dekat.
Baca Juga: Cerita Anak 13 Tahun di China Pakai Tabungan Orangtua Rp950 Juta untuk Beli dan Main Game
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio, pun membantah laporan tersebut.
Ia menyebutnya sebagai kebohongan yang tak berdasar, dan mengatakannya sebagai langkah buatan AS yang dimaksudkan untuk membenarkan embargo ekonomi puluhan tahun Washington ke negara itu.
Ia mengatakan Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin dan Karibia.
Sedangkan Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington menegaskan mereka tak akan memberi komentar karena tak tahu mengenai kasus tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : The Guardian