> >

Bos OpenAI Sebut Kecerdasan Buatan Ancam Eksistensi Manusia: Kita Menghadapi Ancaman Serius!

Kompas dunia | 7 Juni 2023, 18:09 WIB
CEO OpenAI Sam Altman saat berbicara tentang risiko dan perlunya pengawasan kecerdasan buatan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (6/6/2023).  (Sumber: AP Photo/Jon Gambrell)

ABU DHABI, KOMPAS.TV - CEO OpenAI Sam Altman mengingatkan, perkembangan kecerdasan buatan menghadirkan "ancaman eksistensial" bagi umat manusia. Ia pun mengusulkan agar badan internasional seperti Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mejadi pengawas teknologi kecerdasan buatan.

Hal tersebut disampaikan Altman ketika mengunjungi Uni Emirat Arab, Selasa (6/6/2023). Bos organisasi yang membuat ChatGPT ini sedang tur keliling dunia untuk mendiskusikan kecerdasan buatan.

"Kita menghadapi risiko serius. Kita menghadapi risiko eksistensial," kata Altman dikutip Associated Press.

"Tantangannya adalah memastikan bahwa dunia punya cara bagaimana mengelola risik-risiko itu dan memastikan kita mendapatkan manfaat luar biasa (dari AI). Tidak ada yang ingin menghancurkan dunia," lanjutnya.

Baca Juga: China Peringatkan Risiko Kecerdasan Buatan atau AI, Dorong Penguatan Langkah Keamanan Nasional

Produk ChatGPT buatan OpenAI sendiri membuat perkembangan kecerdasan buatan ramai diperbincangkan belakangan ini. Kesuksesan ChatGPT sedikit-banyak menunjukkan bagaimana AI bisa mengubah cara belajar dan bekerja manusia.

Kesuksesan itu pun turut mengundang berbagai kekhawatiran. Oleh sebab itu, Altman dan ratusan pemimpin industri meneken surat terbuka pada Mei lalu yang memperingatkan bahwa mitigasi risiko AI mesti diprioritaskan setara manajemen risiko pandemi dan perang nuklir.

Altman mengusulkan dunia untuk meniru peran IAEA yang dibentuk PBB terkait kecerdasan buatan. IAEA merupakan hasil dari kesepakatan komunitas internasional yang ingin memitigasi risiko nuklir.

"Mari memastikan bahwa kita bersama-sama sebagai dunia, dan saya harap tempat ini akan memainkan peran nyata," kata Altman merujuk acara Abu Dhabi Global Market yang dihadirinya.

"Kita bicara soal IAEA sebagai model ketika dunia menyadari, 'Ini teknologi sangat berbahaya, mari semua kita pasang pagar penjaga.' Dan saya pikir kita bisa melakukan keduanya (mengembangkan sekaligus mengawasi AI)," sambung pria berusia 38 tahun itu.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Associated Press


TERBARU