Spesifikasi Rudal Jarak Jauh Storm Shadow Inggris untuk Ukraina, Perang Akan Masuk Babak Mengerikan
Kompas dunia | 13 Mei 2023, 01:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Perang proksi NATO - Rusia di Ukraina mengalami eskalasi mengerikan minggu ini, dengan Inggris mengumumkan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Storm Shadow ke Kiev.
Apa itu rudal jelajah Storm Shadow? Apa perbedaannya dengan rudal yang sudah diberikan ke Ukraina? Bagaimana Rusia menandingi? Berikut laporan Sputnik hari Jumat (12/5/2023).
Apa Itu Rudal Jelajah Storm Shadow?
Storm Shadow, yang ditegaskan oleh Menteri Pertahanan Ben Wallace minggu ini akan "masuk ke" atau "sudah ada" di Ukraina, adalah rudal jelajah dengan jangkauan hingga 250 km versi ekspor dan 560 km varian dalam negeri.
Rudal jelajah Storm Shadow jika ditembakkan ke wilayah timur laut Ukraina, varian ekspor senjata buatan Inggris-Prancis ini punya jangkauan yang cukup untuk mengincar kota-kota besar Rusia seperti Kursk, Belgorod, Voronezh, atau Sevastopol, serta sebagian besar Belarusia, termasuk ibukotanya, Minsk.
Pejabat Inggris secara pribadi menjamin Kiev berjanji tidak menggunakan rudal ini untuk menyerang target di dalam Rusia.
Namun, itu tidak memberikan kelegaan bagi Moskow, mengingat pemerintah Ukraina berupaya mengubah krisis ini menjadi perang bom teror lebih dari setahun yang lalu, tidak hanya menargetkan kota-kota di Donbass, tetapi juga mencoba meluncurkan serangan rudal, artileri, dan serangan drone pada target di dalam Rusia.
Baca Juga: Ukraina Tunda Serangan Balik ke Rusia, Inggris Kirim Rudal Storm Shadow
Spesifikasi Teknis Rudal Storm Shadow
Storm Shadow adalah rudal NATO yang paling kuat yang pernah diserahkan kepada Kiev, dan punya jangkauan yang jauh melebihi 75 km rudal HIMARS yang dikirim dalam jumlah ribuan selama setahun terakhir.
Rudal jelajah ini, dengan harga USD2,5 juta per unit, punya berat 1,3 ton, panjang 5,1 meter, diameter sekitar 0,4 meter, dan hulu ledak tandem seberat 450 kilogram, cukup untuk menghancurkan benteng dan bunker kelas berat atau meratakan gedung apartemen, fasilitas industri, simpul kereta api, atau kolom kendaraan dan pasukan.
Ada juga varian yang ditembakkan dari kapal perang, dengan jangkauan hingga 1.400 km dan hulu ledak seberat 300 kg. Rudal ini dilengkapi dengan sistem navigasi inersia yang digabungkan dengan GPS dan referensi medan.
Diperkirakan Inggris punya antara 700 hingga 1.000 rudal Storm Shadow siap tempur.
"Ini adalah rudal yang diluncurkan dari udara yang menggunakan teknologi siluman. Hulu ledaknya bisa berupa amunisi kaset atau hulu ledak tembus baja dengan berat 450 kg... Sebagai panduan, rudal jelajah ini dipasang pada pesawat buatan Eropa... tidak dipasang pada pesawat AS," kata Dmitri Drozdenko, redaktur utama Arsenal of the Fatherland, portal berita dan analisis pertahanan Rusia, kepada Sputnik.
Siapa yang Mengembangkan Storm Shadow?
Diciptakan secara bersama oleh Matra Bae Dynamics atau MBDA, perusahaan pertahanan yang khusus mengembangkan rudal, gabungan antara Inggris dan Prancis yang dibentuk pada tahun 1990-an, Storm Shadow pertama kali diperkenalkan tahun 2002, tepat pada saat kampanye invasi dan pemboman yang dipimpin oleh AS dan NATO selama satu setengah dekade di Timur Tengah.
Di Mana Storm Shadows Sudah Digunakan?
Pasukan Inggris pertama kali menggunakan rudal Storm Shadows di Irak selama invasi tahun 2003, dengan pasukan udara Inggris, Prancis, dan Italia menggunakan rudal tersebut dalam perang udara agresi NATO di Libya pada tahun 2011.
Rudal-rudal ini kemudian digunakan pasukan Prancis dan Inggris di Suriah tahun 2015, 2016, dan 2018, termasuk serangan yang diduga ditujukan untuk melawan ISIS, dan menyerang pasukan Suriah berdasarkan bukti palsu serangan kimia oleh pemerintah Suriah (alasan serangan terakhir ini kemudian terbukti sebagai kebohongan).
Selain diserahkan kepada negara-negara NATO seperti Italia dan Yunani, rudal Storm Shadows juga diekspor ke India, Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, yang menggunakan rudal ini melawan pejuang milisi Houthi di Yaman.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Sputnik International