> >

Ukraina Tunda Serangan Balik ke Rusia, Inggris Kirim Rudal Storm Shadow

Kompas dunia | 12 Mei 2023, 00:05 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Kamis, (11/5/2023) mengatakan Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memutuskan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia. Menurutnya, meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang.

Pernyataan Zelenskyy dalam wawancara dengan lembaga penyiaran Eropa, Kamis (11/5/2023), muncul beberapa saat sebelum Inggris mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari udara ke Ukraina, yang akan memungkinkan pilot untuk menghantam lokasi jauh di belakang garis depan pertempuran.

Serangan balik Ukraina terhadap serangan Rusia yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan telah digadang-gadang sejak lama, namun kini musim dingin sudah berubah menjadi musim semi, dan Zelenskyy mengatakan dalam wawancara tersebut, sebenarnya "kami dapat maju dan berhasil," menurut laporan BBC.

"Tapi kami akan kehilangan banyak nyawa. Saya pikir itu tidak dapat diterima," katanya dikutip dalam wawancara itu, yang dilakukan di Kiev dengan penyiar layanan publik anggota Eurovision News, termasuk BBC.

"Jadi kami perlu menunggu. Kami masih membutuhkan sedikit waktu," kata Zelenskyy. "Dalam hal peralatan, belum semuanya tiba."

Ukraina sedang menerima pelatihan dari Barat serta senjata canggih untuk pasukannya dalam persiapan serangan balik semacam itu.

Baca Juga: Inggris Minta Swasta Beri Penawaran Rudal Jarak Jauh untuk Ukraina, Perang akan Makin Berdarah

Blok kota Mariupol bulan Mei 2022 sebelum pasukan Ukraina kalah dari pasukan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Kamis (11/5/2023) mengatakan, Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo/Maxar)

Sementaran, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace memberitahu anggota parlemen bahwa mereka telah mengirimkan rudal Storm Shadow ke Ukraina.

Peluru kendali presisi yang dilengkapi bahan peledak konvensional itu punya jangkauan lebih dari 250 kilometer.

Sebagai perbandingan, peluncur roket presisi HIMARS yang dipasok Amerika Serikat mampu menembakkan rudal yang dipandu GPS dan mampu menghantam target hingga jarak 80 kilometer.

Wallace mengatakan rudal jelajah Storm Shadow "kini berada di dalam Ukraina," namun dia tidak menyebutkan berapa banyak yang telah tiba di Ukraina.

Rudal yang diluncurkan dari udara tersebut akan memungkinkan pasukan Ukraina menargetkan lokasi seperti Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia. Kiev berjanji tidak menggunakannya untuk menyerang wilayah Rusia sendiri, kata media Inggris.

Langkah Inggris ini memberikan dorongan lain bagi militer Ukraina setelah mereka menerima senjata canggih Barat lainnya, termasuk tank dan artileri presisi jarak jauh.

Ben Hodges, pensiunan Jenderal bekas Komando Angkatan Darat Amerika Serikat di Eropa, mengirimkan cuitan, "Mantap Inggris!"

Baca Juga: Serangan Balik Tak Kunjung Kelihatan, PM Ukraina: Kami Hati-Hati

Blok kota yang sama di Mariupol bulan Mei 2023 setelah dibersihkan pasukan Rusia dari puing-puing. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Kamis (11/5/2023) mengatakan, Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo)

"Hal ini akan memberikan kemampuan Ukraina untuk membuat Krimea tidak layak dihuni oleh pasukan Rusia, dan memaksa Rusia untuk mengevaluasi penempatan armada Laut Hitamnya," kata Hodges.

Sidharth Kaushal, seorang anggota peneliti di Royal United Services Institute di London, mengatakan rudal Storm Shadow dapat memungkinkan Ukraina menyerang armada Laut Hitam Rusia dan kapal pendukungnya di Sevastopol, di mana rudal Kalibr milik Moskow selama ini "digunakan untuk menghantam infrastruktur penting Ukraina."

Meskipun serangan balasan mungkin terjadi ketika cuaca membaik, belum ada kabar mengenai waktunya.

Ucapan Zelenskyy mungkin bertujuan untuk membuat Rusia bingung, dan kedua belah pihak mengalami kesulitan dalam pasokan amunisi, menambah ketidakpastian.

Militer Ukraina hari Rabu mengatakan pasukannya berhasil maju hingga 2 kilometer di sekitar kota Bakhmut dalam pertempuran sengit, memunculkan pertanyaan apakah serangan balik sudah dimulai.

Serhii Cherevatyi, juru bicara Komando Operasional Timur Ukraina, mengatakan kepada Associated Press bahwa pertempuran dan pergerakan maju tersebut bukanlah "serangan balik skala penuh, tetapi merupakan tanda bahwa akan ada serangan serupa di masa depan."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU