Lebarkan Sayap Ekspor Produk Makanan Indonesia, BPOM RI dan Arab Saudi Jajaki Kerja Sama
Kompas dunia | 9 Mei 2023, 04:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia sedang dalam pembicaraan dengan Arab Saudi untuk kemudahan akses mengekspor produk makanan dan obat-obatan Indonesia.
BPOM Indonesia mengadakan dialog tingkat tinggi dengan Otoritas Makanan dan Obat Saudi (SFDA) di Riyadh pada bulan April. Dalam kesempatan itu, kedua pihak setuju untuk memperkuat kerja sama dan memperluas perdagangan antara kedua negara di bidang makanan dan obat-obatan, seperti laporan Arab News, Senin (8/5/2023).
"Dengan proses regulasi yang lebih mudah dan akses yang lebih lancar, perusahaan makanan Indonesia dapat memperluas pangsa pasar di Arab Saudi," kata BPOM Indonesia kepada Arab News.
"Langkah ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara dan meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi," lanjut BPOM.
Secara alamiah, produk makanan dan obat-obatan Indonesia perlu lolos dari saringan Badan Pengawas Obat dan Makanan Arab Saudi, terutama dari sisi kualitas baik standar produksi, terutama standar kesehatan, keamanan, kebersihan, pengepakan, penyimpanan dan pengiriman.
Pertemuan di Riyadh dipimpin Kepala BPOM Penny K Lukito dan CEO SFDA Hisham bin Saad Al-Jadhey, fokus membahas kemudahan akses produk makanan Indonesia.
Kunjungan Lukito menyusul misi dagang yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan bulan Januari, yang juga bertemu dengan Al-Jadhey dalam upaya meningkatkan ekspor makanan Indonesia ke Kerajaan Arab Saudi.
Baca Juga: Hubungan AS-Arab Saudi Tegang, Penasihat Keamanan Gedung Putih Bertemu Pangeran Saudi
"Produk makanan Indonesia punya potensi ekspor yang besar ke Arab Saudi, terutama mengingat besar pangsa pasar dari jemaah umrah dan haji Indonesia," kata BPOM Indonesia.
Ratusan ribu jemaah Indonesia melakukan perjalanan ke Arab Saudi setiap tahun. Tahun ini, negara dengan mayoritas umat muslim terbesar di dunia tersebut diberikan kuota haji sebanyak 221.000, dengan sekitar 675.000 lainnya diperkirakan melakukan ibadah umrah.
Kelompok ini sendiri menawarkan pasar yang potensial bagi produk makanan Indonesia. BPOM berharap dapat lebih mengeksplorasi pasar konsumen yang lebih besar di Arab Saudi.
"Selain jemaah haji dan umrah, ada juga warga negara lokal dan diaspora Saudi yang merupakan konsumen potensial produk makanan Indonesia," kata BPOM.
Dalam pertemuan dengan Al-Jadhey, Lukito juga mengusulkan pengakuan saling antara kedua lembaga tersebut.
BPOM Indonesia berharap rekan sejawatnya di Arab Saudi dapat melakukan kunjungan pemeriksaan di Indonesia dalam waktu dekat, yang akan membentuk dasar bagi pengakuan saling yang diusulkan.
"BPOM dan SFDA telah sepakat untuk terus memperkuat kerjasama dan mendorong perdagangan obat-obatan dan makanan yang lebih luas antara Indonesia dan Arab Saudi."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Arab News