> >

Menteri Pendidikan Serbia Mengundurkan Diri Buntut Penembakan Massal di Sekolah

Kompas dunia | 8 Mei 2023, 07:41 WIB
Pelaku pembunuhan massal berusia 13 tahun di Serbia berada dalam tahanan polisi. Ia membunuh delapan siswa dan seorang penjaga keamanan di sekolahnya di Beograd, Rabu (3/5/2023). Menteri Pendidikan Serbia Branko Ruzic mengundurkan diri karena peristiwa ini. (Sumber: BBC)

BEOGRAD, KOMPAS.TV - Menteri Pendidikan Serbia Branko Ruzic mengajukan pengunduran dirinya pada Minggu (7/5), menyusul dua penembakan massal yang terjadi di negara tersebut. Salah satu penembakan terjadi di sekolah dasar.

Menyusul kejadian itu, dan pemerintah Serbia mendesak warga untuk menyerahkan semua senjata mereka yang tidak terdaftar atau dapat dikenakan hukuman penjara.

Menteri Pendidikan Branko Ruzic adalah pejabat Serbia pertama yang mengundurkan diri atas penembakan itu, meskipun ada seruan luas agar lebih banyak pejabat senior mundur setelah pertumpahan darah berturut-turut. 

Pada akhir pekan lalu, sembilan korban penembakan di sekolah dasar di Beograd dimakamkan. Sedangkan delapan orang yang tewas di daerah pedesaan dimakamkan pada Kamis malam.

Baca Juga: Sehari Usai Pembunuhan Massal di Sekolah, Serbia Diguncang Penembakan Membabi buta di Pedesaan

Sebelum peristiwan ini, penembakan massal terakhir di Serbia terjadi pada 2013. Saat itu seorang veteran perang menewaskan 13 orang. 

Sedangkan penembakan massal yang terjadi pada hari Rabu lalu merupakan penembakan sekolah massal pertama di negara itu. Pelakunya adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang menembaki teman-teman sekolahnya.

Peristiwa itu menewaskan tujuh anak perempuan, seorang anak laki-laki dan seorang penjaga sekolah.

Keesokan harinya, seorang pria berusia 20 tahun menembak secara acak di dua desa di Serbia tengah yang menewaskan delapan orang. Baik dia dan anak laki-laki dalam penyerangan sekolah dasar sudah ditangkap. 

Anak yang melakukan penembakan dianggap terlalu muda untuk dituntut secara pidana dan ditempatkan di klinik jiwa. Sedangkan pria yang melakukan penembakan di pedesaan diidentifikasi sebagai Uros Blazic. Dia menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan kepemilikan senjata dan amunisi tanpa izin.

Motif serangan masih belum diketahui. Blazic, yang ditangkap mengenakan kaus pro-Nazi, mengatakan kepada jaksa selama interogasi pada hari Sabtu bahwa dia menembak orang yang tidak dia kenal karena dia ingin menyebarkan ketakutan. 

Pihak berwenang menjanjikan tindakan keras pada pengaturan senjata api dan mengatakan mereka akan meningkatkan keamanan di sekolah dan di seluruh negeri.

Baca Juga: Remaja 13 Tahun Lakukan Pembunuhan Massal di Sekolah Serbia, Direncanakan dan Miliki Daftar Korban

Pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri mengatakan individu dapat menyerahkan senjata yang disimpan secara ilegal tanpa menghadapi tuntutan apa pun. Mereka yang mengabaikan perintah itu akan menghadapi tuntutan dan jika terbukti bersalah, dan berpotensi dipenjara bertahun-tahun di balik jeruji besi.

“Kami mengundang semua warga negara yang memiliki senjata ilegal untuk menanggapi seruan ini, untuk pergi ke kantor polisi terdekat dan menyerahkan senjata yang tidak memiliki dokumen yang layak,” kata pejabat polisi Jelena Lakicevic seperti dikutip dari Associated Press.

“Penyerahan sukarela berlaku untuk semua senjata api, alat peledak seperti granat, serta bagian senjata dan amunisi yang disimpan orang secara ilegal di rumah mereka,” kata Lakicevic.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU