Diplomasi Tenang Ketua ASEAN Indonesia dalam Krisis Myanmar Gelar 60 Pertemuan, Sudah Ada Kemajuan
Kompas dunia | 5 Mei 2023, 20:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia dalam diplomasi tenang tanpa hiruk-pikuk sebagai ketua ASEAN tahun 2023 telah menggelar lebih dari 60 pertemuan penyelesaian krisis Myanmar, termasuk dengan "mitra kunci" seperti Amerika Serikat dan India, sebagai bagian dari tugasnya sebagai ketua ASEAN untuk mengakhiri kekerasan di sana, seperti yang dikatakan oleh Menlu Retno Marsudi pada Jumat (5/5/2023).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia terus melakukan diplomasi tanpa pengeras suara mengenai Myanmar, yang merujuk pada pembicaraan yang dilakukan di balik pintu tertutup.
Tujuannya adalah untuk memberikan ruang bagi para pihak untuk membangun rasa saling percaya dan agar para pihak lebih terbuka dalam berkomunikasi. Pendekatan ini disambut baik oleh para pihak termasuk stakeholders di Myanmar.
Pendekatan ini telah diterima dengan baik, kata Menlu Retno, menambahkan bahwa pertemuan ini melibatkan pemangku kepentingan seperti Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar, rezim militer dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Negara-negara seperti AS, India, Jepang, dan Thailand telah menjadi bagian dari pembicaraan ini, begitu juga Uni Eropa.
"Dalam pertemuan-pertemuan ini, tujuan kami adalah untuk segera melakukan dialog nasional yang inklusif di sana. Namun harus diakui bahwa perbedaan posisi pemangku kepentingan di Myanmar sangat besar dan dalam," kata Retno dalam sesi briefing di Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Beri Pengampunan ke Lebih dari 2.100 Tahanan Politik, Termasuk Warga Asing
"Meskipun demikian, Indonesia tidak akan menyerah sebagai ketua, dan berperan sebagai jembatan antara perbedaan ini dan akan melanjutkan pertemuan-pertemuan ini."
Retno menegaskan bahwa pendekatan diplomasi tenang yang telah diambil oleh Indonesia tidak berarti mereka tidak menghasilkan kemajuan dalam isu ini.
"Yang terjadi sebaliknya, dalam empat bulan terakhir, Indonesia telah melakukan banyak hal sehingga, semoga, dasar akan diletakkan untuk upaya selanjutnya," ujarnya.
Indonesia, sebagai ketua ASEAN pada tahun 2023, telah berjanji untuk melakukan yang terbaik dalam memperbaiki situasi di Myanmar, yang telah dalam kekacauan setelah militer negara itu menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dalam kudeta pada Februari 2021.
Pada April 2021, ASEAN menyusun rencana perdamaian dengan lima poin konsensus (5PC) bersama Myanmar, tetapi belum ada kemajuan signifikan dalam mengembalikan perdamaian. Kekerasan setelah kudeta telah menewaskan ribuan orang.
Prioritas bagi Indonesia adalah untuk melaksanakan rencana perdamaian yang disepakati Myanmar dan mengakhiri kekerasan di sana, dan Retno menekankan pentingnya pertemuan-pertemuan yang telah berlangsung.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kemlu RI