China Dorong Ekspansi Terbesar Senjata Nuklir, Mungkin Punya 1.500 Hulu Ledak Tahun 2035
Kompas dunia | 26 April 2023, 23:05 WIBHONG KONG, KOMPAS.TV - China dilaporkan sedang mendorong peningkatan terbesar dalam arsenal senjata nuklirnya dengan memodernisasi penangkal nuklir untuk mengantisipasi konflik masa depan dengan Amerika Serikat (AS), seperti laporan France24, Rabu (26/4/2023).
Menurut think tank Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), China memiliki persediaan sekitar 350 hulu ledak nuklir. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan AS dan Rusia.
Namun, jumlahnya meningkat dengan cepat dan dapat mencapai 1.500 hulu ledak pada tahun 2035, menurut perkiraan Pentagon yang diterbitkan pada November lalu.
"China tampaknya tidak lagi puas hanya punya beberapa ratus senjata nuklir untuk menjamin keamanannya," kata Matt Korda, dari Federation of American Scientists, dilaporkan oleh France24.
Sejak uji coba nuklir pertamanya pada tahun 1964, China dilaporkan puas dengan arsenal yang relatif sederhana dan selalu mengatakan mereka tidak akan pernah menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam konflik.
Namun dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China memulai upaya modernisasi militer besar-besaran yang meliputi peningkatan senjata nuklirnya. Tujuannya, tidak hanya untuk mencegah lawan, tetapi juga dapat melakukan serangan balik jika penangkalannya gagal.
"China sedang melakukan perluasan dan modernisasi terbesar dalam sejarah kekuatan nuklirnya," kata David Logan, asisten profesor di US Naval War College, seperti laporan France24.
Hal ini meliputi peningkatan produksi hulu ledak, serta kemampuan untuk mengirimkan hulu ledak tersebut dengan triad nuklir: misil, pesawat, dan kapal selam.
Baca Juga: Perkembangan Nuklir China Bikin AS Ketar-ketir: Mereka Akan Punya 1.000 Hulu Ledak Nuklir pada 2030
"Perubahan yang sedang terjadi atau sedang dilakukan sangat signifikan" dan "akan mengubah China dari negara yang memiliki kemampuan pembalasan nuklir menjadi negara yang menjadi kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia", kata Eric Heginbotham, Principal Research Scientist di MIT's Center for International Studies, dilaporkan oleh France24.
"Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah kekuatan nuklir besar yang harus mempertimbangkan bukan hanya satu pesaing nuklir potensial, tetapi dua, dan ini akan berdampak pada perencanaan nuklir dan stabilitas di mana saja."
China sedang "cepat" membangun fasilitas peluncuran untuk misil balistik antarbenua, dengan lebih dari 300 silo secara keseluruhan, menurut Pentagon tahun lalu.
China menegaskan mereka menjaga "kekuatan nuklir pada tingkat terendah yang diperlukan untuk keamanan nasional".
Dan Xi mengatakan dalam pernyataan bersama dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin bulan lalu bahwa perang nuklir "tidak boleh pernah dimulai".
Data tidak tersedia untuk publik, tetapi Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir memperkirakan China menghabiskan US$11,7 miliar untuk program nuklirnya pada tahun 2021, atau kurang dari sepertiga dari yang diyakini dibelanjakan oleh AS.
Selain itu, para ahli mengatakan ada hambatan untuk pembangunan cepat stok senjata nuklir China, terutama keterbatasan sarana untuk menghasilkan bahan fisil yang diperlukan untuk membuat hulu ledak nuklir.
Salah satu bantuan mungkin datang dari Rusia. Beijing dan Moskow berjanji untuk meningkatkan kerja sama nuklir dalam pertemuan puncak antara Xi dan Putin baru-baru ini.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24