Israel Salahkan Palestina atas Konflik, Rusia Gagal Paham: Bangsa Palestina Juga Butuh Negara
Kompas dunia | 26 April 2023, 17:55 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengaku "gagal paham" dengan logika Utusan Tetap Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan tentang konflik dengan Palestina. Sebelumnya, Erdan menyalahkan Palestina atas konflik yang terjadi hingga saat ini karena menolak pembentukan negara Yahudi Israel.
Hal tersebut disampaikan Erdan ketika forum Dewan Keamanan PBB pada Selasa (25/4/2023) lalu. Saat itu, ia menuduh PBB menganut bias anti-Israel dan hengkang dari forum.
Baca Juga: Penerbangan ke Israel dari AS Putar Balik di Udara Gegara Pertengkaran Penumpang dan Pramugari
Pada Rabu (26/4), Lavrov mengaku gagal memahami "pidato emosional (Erdan) yang mempertahankan hak Israel untuk memiliki sebuah negara Yahudi." Ia menyebut konsep yang diusung Israel itu mengabaikan hak Palestina.
"Perihal ini, bagaimana dengan rakyat Palestina? Mereka juga butuh negara sendiri juga," kata Lavrov dikutip TASS.
Lavrov pun mendesak semua pihak tidak menyerah untuk mewujudkan solusi dua-negara Israel-Palestina. Ia menuduh terdapat pihak yang mencoba mengalihkan isu kedaulatan Palestina dengan kebermanfaatan ekonomis bagi negara itu.
"Saya percaya bahwa kita tidak boleh menyerah. Kita sekarang menyaksikan upaya-upaya untuk mengesampingkan sejumlah aspek politis dalam isu Palestina dan mengalihkan fokus pada penawaran manfaat ekonomi bagi Palestina," kata Lavrov.
"Menurut saya, itu seperti suap: 'Ini uangnya, tetapi betapa pun, cobalah lupakan kemerdekaan dan kenegaraan kalian,'" lanjutnya.
Sehari sebelumnya, utusan Israel menuduh forum Dewan Keamanan PBB tidak menghormati Tel Aviv karena mengadakan pertemuan tentang Palestina pada Hari Raya Israel yang tahun ini jatuh pada 25 April. Permintaan penjadwalan-ulang forum Israel-Palestina ditolak oleh Rusia yang kini menduduki presidensi Dewan Keamanan PBB.
Gilad Erdan kemudian mendamprat Rusia, lalu menyalahkan Palestina yang dituduhnya menolak proposal perdamaian dari Tel Aviv.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/TASS