10 Tewas dalam Penembakan Massal Keluarga di Afrika Selatan, Termasuk Bocah 13 tahun
Kompas dunia | 22 April 2023, 00:42 WIBJOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Sepuluh anggota keluarga, tujuh di antaranya perempuan dan seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun, tewas dalam serangan bersenjata di sebuah rumah di Afrika Selatan, kata polisi hari Jumat, (21/4/2023) seperti laporan Associated Press.
Seorang tersangka pria tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah kejadian, dan dua pria lainnya ditangkap. Seorang tersangka keempat melarikan diri, tetapi identitasnya diketahui dan sedang diburu kepolisian, kata Menteri Kepolisian Bheki Cele.
Berdasarkan laporan awal, keluarga tersebut disergap oleh sekelompok penyerang bersenjata di rumah mereka di kota Pietermaritzburg, provinsi KwaZulu-Natal timur pada dini hari Jumat, (21/4/2023).
Polisi awalnya mengumumkan para korban adalah tujuh perempuan dan tiga laki-laki, tetapi kemudian mengatakan bahwa setidaknya seorang anak, bocah laki-laki remaja, juga tewas dalam serangan tersebut.
Korban tertua dari serangan bersenjata ini berusia 65 tahun, kata Cele, dan yang termuda adalah bocah laki-laki berusia 13 tahun. Namun, ia tidak memberikan informasi mengenai usia korban lainnya.
Baca Juga: Rentetan Tiga Penembakan Mematikan di AS dalam Seminggu Terakhir, Terjadi karena Masalah Sepele
Cele, yang berada di lokasi kejadian, mengatakan bahwa polisi menghadapi empat pria di jalan sekitar satu mil dari rumah tempat pembunuhan massal terjadi, dan keempat pria itu menembak polisi.
"Polisi membalas tembakan, menewaskan satu orang, melukai satu orang yang ditangkap, dan satu orang ditangkap tanpa luka. Satu orang lagi melarikan diri," kata Cele. "Untungnya, mereka tahu siapa yang melarikan diri." Polisi mengamankan tiga senjata dari peristiwa tersebut.
Tersangka yang tewas oleh polisi ini memiliki rekam jejak kriminal dan terkait dengan kejahatan lain di daerah tersebut, kata Cele, meskipun ia tidak memberikan motif dari serangan bersenjata ini.
Lokasi rumah tempat 10 orang tewas ini "mengerikan," kata Cele, "Terlalu banyak nyawa yang hilang," tukasnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press